Heboh 'Kelas Orgasme' di Bali Berujung Bule Kanada Ditangkap Imigrasi

Round-Up

Heboh 'Kelas Orgasme' di Bali Berujung Bule Kanada Ditangkap Imigrasi

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 08 Mei 2021 03:21 WIB
Masyarakat kembali dihebohkan atas penawaran kegiatan kelas orgasme di Bali (Screenshot eventbrite.com)
Foto: Masyarakat kembali dihebohkan atas penawaran kegiatan 'kelas orgasme' di Bali (Screenshot eventbrite.com)
Denpasar -

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Bali menangkap sosok di balik rencana 'kelas orgasme' di Ubud. Si penyelenggara ditangkap oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar.

"Saat ini kami juga sedang menangani warga negara asing kemungkinan (warga) Kanada, karena kami harus mengkonfirmasi secara jelas kewarganegaraannya, karena saat ini sudah kami tangkap," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk dalam keterangan videonya yang diterima detikcom, Jumat (7/5/2021) sore.

Jamaruli mengatakan, bule tersebut ditangkap di suatu tempat di Ubud oleh petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar. "Nanti perkembangan selanjutnya bisa kami sampaikan setelah ada pemeriksaan secara detail yang akan dilakukan oleh pihak Imigrasi," jelas Jamaruli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas, Reformasi Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Provinsi Bali I Putu Surya Dharma mengungkap identitas warga asing yang ditangkap. Surya membeberkan sebelumnya WNA itu diperiksa oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar kemarin.

"(Penyelenggara) Christopher KM, asal Kanada," kata Surya.

ADVERTISEMENT

Informasi 'kelas orgasme' ber-tagline 'Tantric Full Body Orgasm' ini awalnya ditawarkan lewat situs eventbrite.com. Namun situs tersebut sudah tidak dapat lagi diakses.

Pada Kamis (6/5), situs tersebut masih dapat diakses. Dari situs tersebut, disambungkan ke situs dan akun media sosial Intimacy Unleashed.

Di situs tersebut dicantumkan salah satu akun medsos ialah @intimacyunleashed. Di akun Instagram @intimacyunleashed tampak ada sosok pria warga negara asing (WNA) yang menjadi pengelola akun tersebut.

Namun situs dan akun-akun tersebut juga sudah tidak dapat diakses lagi. 'Kelas orgasme' ini menawarkan harga sebesar 20 euro dan bakal dilaksanakan pada Sabtu (8/5) dari pukul 10.00-18.00 Wita.

Dari informasi yang beredar, acara itu bakal dilaksanakan di Karma House Tattoos, tepatnya di Jalan Penestanan Nomor 8 Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.

Dalam penawaran yang ditulis melalui situs tersebut, 'kelas orgasme' ini juga bakal dibuatkan video. Video yang dibuat akan digunakan untuk memasarkan acara tersebut di Eropa.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Polisi telah mengecek tempat yang disebut bakal menjadi lokasi acara 'kelas orgasme' tersebut. Saat dicek, lokasi tersebut ternyata telah tutup sejak masa pandemi COVID-19 dan saat ini sedang direnovasi.

"Yang di lokasinya itu sudah tutup sejak pandemi COVID-19 ini. Kemudian di lokasi tersebut juga itu sedang renovasi juga, jadi tidak ada buka. Itu hasil pengecekan (dan) koordinasi dengan owner-nyalah," kata Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana saat dihubungi detikcom, Kamis (6/5).

Adnyana menuturkan owner dari Karma House Tattoos sempat menyampaikan bahwa lokasinya memang pernah diminta untuk digunakan sebagai tempat penyelenggaraan 'kelas orgasme' tersebut. Namun permintaan itu sudah sekitar dua tahun yang lalu.

"Namun yang bersangkutan menolak karena tidak sesuai dengan adat maupun kebudayaan di Bali. Kemudian dari hasil juga dengan kelian adat di sana juga tidak ada (penyelenggaraan tersebut). Kemudian di lokasi tersebut hubungan dengan desa adat juga bagus," kata Adnyana.

Terkait hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik bisnis 'kelas orgasme' yang dikabarkan berada di Bali. MUI menyebut 'kelas orgasme' itu tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

"Ini tidak sesuai dengan budaya kita. Jadi mereka menciptakan sesuatu yang baru yang bertentangan dengan budaya dan agama," ujar Waketum MUI Anwar Abbas ketika dihubungi detikcom, Kamis (6/5).

Penawaran kegiatan 'kelas orgasme' di Bali kembali bikin heboh. Ini sosok pria di belakang bisnis 'kelas orgasme' tersebut. (dok Istimewa)Foto: Penawaran kegiatan 'kelas orgasme' di Bali kembali bikin heboh. Ini sosok pria di belakang bisnis 'kelas orgasme' tersebut. (dok Istimewa)

Menurut Anwar, seksualitas merupakan sesuatu yang fitrah sehingga tidak perlu diajarkan ke masyarakat. Anwar tak melihat adanya kecocokan antara 'kelas orgasme' dan budaya bangsa Indonesia.

Anwar khawatir 'kelas orgasme' menjadi wadah untuk berbuat maksiat. Salah satunya LGBT.

"Kan bisa orgasme dilakukan secara sesama jenis, yang kedua juga bisa berganti-ganti pasangan, ganti-ganti suasana, tukar-menukar pasangan," imbuh Anwar.

"Jadi kebahagiaan itu kan adanya itu di hati, saling pengertian di antara dua pihak dan melihat hubungan seksual itu bagai sesuatu yang suci, sesuatu yang mulia, hubungan seksual itu dilakukan di dalam hubungan yang resmi, yang halal. Sehingga akan diberkahi oleh Allah. Kalau diberkahi, akan diberikan nikmat," lanjutnya.

Selain itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf meminta pemerintah turun tangan membubarkan 'kelas orgasme' tersebut.

"Jika melanggar norma agama dan budaya Bali, harus ditertibkan dong. Apalagi itu bersifat ajakan di publik. Pemerintah harus turun tangan," kata Dede Yusuf lewat pesan singkat kepada detikcom.

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads