Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim) dalam hal pengembangan keterampilan masyarakat. Pemkab Lombok Timur juga menghibahkan lahan 3,5 hektare untuk dijadikan tempat pengembangan SDM.
Dirjen Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalatvoktas) Kemnaker Budi Hartawan mengatakan dukungan Pemerintah Daerah penting dalam penyediaan anggaran sehingga dapat mendorong masyarakat ikut program pelatihan, serta meyakinkan industri akan pentingnya kemitraan dengan BLK atau LPK.
Adapun nota kesepahaman yang ditandatangani Kemnaker dan Pemkab Lombok Timur mencakup sinkronisasi program pelatihan dan pendampingan kelompok masyarakat dalam meningkatkan keterampilan masyarakat Lombok Timur, pemberdayaan kelompok masyarakat pasca pelatihan, serta kerja sama pertukaran data informasi dapat menjadi pionir bagi balai latihan vokasi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menguraikan dalam kerja sama ini, BLK Lombok Timur dan Pemda Lombok Timur akan memberikan pelatihan bagi masyarakat 10 desa di Lombok Timur. Paket pelatihan tersebut terdiri dari dua paket kejuruan barista, empat paket kejuruan commercial pastry, dan empat paket kejuruan commercial cookery.
"Kami sangat yakin dengan model kerja sama ini komitmen dan dukungan pemerintah daerah semakin besar untuk pengembangan SDM Indonesia," kata Budi dalam keterangan tertulis, Senin (3/5/2021).
Kemnaker juga menerima lahan hibah seluas 3,5 hektar dari Pemda Lombok Timur yang akan digunakan untuk perluasan pengembangan kejuruan pertanian, perikanan, dan peternakan di BLK Lombok Timur.
"Dengan perluasan ini, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pelatihan BLK Lombok Timur dan jadi tempat pelatihan vokasi terbaik di Nusa Tenggara Barat dan Lombok Timur," kata Budi.
Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy mengulas jika dalam 1 tahun ada 2.540 tenaga kerja terampil yang bisa dihasilkan, maka Lombok Timur akan mendapatkan devisa yang besar.
"Karena tenaga-tenaga terampil itu akan mengirimkan hasil jerih payah mereka bekerja di luar negeri atau di mana saja bekerja," ungkap Sukiman.
(ncm/ega)