"Dalam menghadapi ancaman-ancaman radikal ini, mari kita terus dan harus waspada terhadap infiltrasi dan kaderisasi radikalisme, yang masih banyak masuk ke anak-anak, kalangan generasi muda, kampus atau mahasiswa, juga ke keluarga kita," ucap Nyoman Cantiasa dalam keterangannya, Minggu (2/5/2021).
Hal itu Nyoman ungkap di pergelaran forum group discussion (FGD) yang diselenggarakan di Hotel Swiss Bell, Manokwari, Papua Barat. FGD tersebut diikuti berbagai ormas, lembaga, komunitas dan ikatan mahasiswa se-wilayah Provinsi Papua Barat.
Di kesempatan yang sama, Nyoman juga bicara mengenai kelompok separatis yang tumbuh subur di tanah Papua. TNI-Polri, jelas Nyoman, tak segan memberikan tindakan yang tegas jika kelompok tersebut melawan dan hendak memecah belah persatuan Indonesia.
"Namun demikian kalau ada pihak-pihak atau kelompok yang berseberangan dengan kita, yang masih tetap keras kepala, kepala batu, diajak baik-baik tidak mau dan tetap melawan, memberontak, dan angkat senjata kepada negara dan Pemerintah Republik Indonesia, maka terpaksa kita tegakkan hukum tumpas," tegasnya.
![]() |
Nyoman sangat menyayangkan adanya WNI yang menyeberang dan menjadi bagian dari kelompok separatis. Selain itu, Nyoman prihatin dengan lahirnya kelompok-kelompok radikal yang mengatasnamakan agama.
"Mari kita kompak, karena agama ini dibangun, dibuat dalam rangka agar manusia atau umat itu menjadi baik. Untuk itu, mari kita cari orang-orang yang memang jelas, cakap untuk bisa menuntun kita di bidang agama kita masing-masing," tutur Nyoman.
Baca juga: Momentum Ramadhan Menggerus Sikap Intoleran |
"Ada buku yang berjudul 'Destruction Power of Religion', di situ disampaikan bahwa agama itu bisa membangun dan juga bisa menghancurkan. Untuk itu kami berharap, sebagai tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan lain sebagainya, mari kita sampaikan kepada saudara-saudara, anak-anak kita, generasi-generasi kita," sambungnya.
Simak juga 'Polri Libatkan Densus 88 untuk Tumpas KKB Papua':
(isa/isa)