Kepala BPOM Penny Lukito mengumumkan BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinopharm. Vaksin Sinopharm ini rencananya akan digunakan untuk program vaksinasi mandiri atau vaksin gotong royong.
"Dalam kesempatan ini, bertambah satu lagi jenis vaksin yang saya kira nanti akan digunakan untuk vaksin gotong royong. Jadi tentunya kita semua ingin segera mencapai herd immunity secepatnya dengan vaksin secara bertahap," ujar Penny dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual di YouTube BPOM RI, Jumat (30/4/2021).
Saat ini telah ada tiga jenis vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi nasional, yaitu Vaksin Sinovac, Vaksin AstraZeneca, dan Coronavac. Kini bertambah satu lagi vaksin Sinopharm yang akan digunakan untuk program vaksinasi nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada hari ini kami menyampaikan pengumuman bahwa sudah diberikan emergency use authorization untuk vaksin produksi Beijing Bio Institute Biological Product," kata Penny.
Vaksin Sinopharm menggunakan virus yang dimatikan atau in activated virus. BPOM RI telah mengkaji efektivitas dan keamanan vaksin tersebut.
"Sudah kami lakukan evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu dari vaksin tersebut. Proses evaluasi ini dilakukan bersama dengan tim ahli dalam Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan bekerja sama dengan Itagi dan dengan para klinisi-klinisi yang terkait lainnya," ujarnya.
Berdasarkan hasil evaluasi keseluruhan terhadap data produksi atau data studi praklinis dan studi klinis, dapat disimpulkan pemberian vaksin Sinopharm 2 dosis dengan selang pemberian 21-28 hari menunjukkan profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik dan efikasi serta respons untuk meningkatkan imun yang baik. Kemudian efektivitas vaksin Sinopharm ini 78 persen.
"Uji klinis fase 3 yang telah dilakukan di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain dengan subjek sekitar 42 ribu menunjukkan efikasi vaksin sebesar 78 persen dan pengukuran imunitasnya setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua atau zero positive rate percentage subject yang terbentuk antibodinya. Persentase relawan yang terbentuk antibodinya pada saat uji klinis netralisasinya adalah 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia," ujarnya.
Simak juga video 'Sudah Sampai Mana Perkembangan Vaksin Merah Putih?':