Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melakukan instropeksi diri. Salah satunya merenungkan tentang seberapa banyak amal sosial yang telah kita berikan kepada masyarakat atau yang disebut dengan social saving.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar menyebut social saving sebagai tabungan yang akan membuat kita disegani masyarakat.
"Semakin banyak kita memberikan sosial saving kepada masyarakat, masyarakat juga akan semakin respect terhadap kita," kata Prof Nasaruddin dalam detikKultum detikcom, Jumat 30 April 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kehidupan bermasyarakat, social saving tidak memandang status sosial seseorang. Setinggi apapun jabatan seseorang kalau tidak menghormati orang lain, masyarakat juga tidak akan hormat kepadanya. Begitupun sebaliknya, walaupun hanya orang biasa, jika sosial savingnya tinggi maka kebaikan masyarakat akan berdatangan.
Prof Nasaruddin memberikan contoh pemahaman social saving lewat kisah seorang ibu dan anak. Ada seorang petinju kekar yang berlutut di hadapan wanita tua. Bahkan dia hanya terdiam ketika mendapat pukulan dan makian dari wanita tua itu.
Usut punya usut ternyata wanita tua itu tidak lain adalah ibunya. Wanita single parent yang membesarkan anaknya hingga tumbuh menjadi orang kekar. Kebaikan dan kasih sayang mengalir dari ibunya yang menyebabkan anak tersebut tidak berkutik ketika dipukul oleh orang lemah yakni ibunya. Itulah sosial saving orang tua.
Menurut Prof Nasaruddin, tidak akan pernah rugi orang yang memperbanyak sosial saving. Bahkan, saat masyarakat respect kepada kita insya Allah Tuhan juga akan respect kepada kita.
Selengkapnya detikKultum bersama Prof Nasarudin Umar: Memperbanyak Social Saving tonton DI SINI.
(erd/erd)