Pro Kontra Ide Anies Kembalikan Kota Tua Jadi Batavia

Round-up

Pro Kontra Ide Anies Kembalikan Kota Tua Jadi Batavia

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Apr 2021 03:10 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies Baswedan (Foto: Tiara Aliya Azzahra/detikcom)
Jakarta -

Nama Kota Tua rencananya dikembalikan jadi Batavia. Usulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menuai pro kontra.

Usulan mengubah nama Kota Tua jadi Batavia disampaikan Anies Baswedan saat menghadiri acara penandatangan perjanjian pokok tentang pembentukan perusahaan patungan pengelola kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa, Rabu (28/4/2021). Acara ini turut dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

"Mungkin kita perlu mempertimbangkan untuk menamai kawasan ini sebagaimana dulu dinamai, seperti yang tertulis di belakang ini, Batavia," kata Anies Baswedan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Anies, kawasan Kota Tua identik dengan sebutan 'Batavia' sedari dahulu, baik secara langsung maupun melalui mesin pencarian Google. Kendati demikian, Anies menyerahkan tim joint venture melakukan kajian lanjutan.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap kerja sama ini mampu membangun Kota Tua menjadi kawasan bersejarah sekaligus pusat perekonomian. Untuk itulah, pengembangan Kota Tua akan berorientasi masa depan dengan tetap mengangkat nilai kebudayaan.

ADVERTISEMENT

"Kalau bisa dibilang kuno tapi modern dan dinamis," ujarnya.

"Kita tidak ingin menjadikan Kota Tua semata-mata sebagai destinasi wisata tapi kita ingin menjadi ekosistem ekonomi yang dinamis, yang menarik untuk orang berkarya dan ada kehidupan di Kota Tua. Kehidupan yang menang itulah yang mendatangkan orang untuk datang ke tempat ini," sambungnya.

Lebih lanjut Anies menerangkan penataan kawasan seluas 240 hektare ini akan dilakukan secara kolaboratif bersama pemerintah pusat, swasta hingga BUMN. Pembangunan dilakukan dari Sunda Kelapa hingga Kota Tua.

"Karena yang akan dikelola masih 240 hektare bukan saja bangunannya tapi keseluruhan kawasan dari Sunda Kelapa sampai Kota Tua. Jadi jangan membayangkan ini hanya mengelola di sekitar lapangan di sini tapi seluruh kawasannya," tegasnya.

Simak juga video 'Temui Bos Beras di Sragen, Anies Didukung Maju Pilpres 2024':

[Gambas:Video 20detik]



Ide Anies menuai tanggapan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD DKI Jakarta. Baca di halaman selanjutnya.

Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengatakan Anies hanya sibuk mengurusi hal remeh-temeh.

"Kita memilih Gubernur untuk bekerja melakukan hal-hal yang strategis. Saya belum melihat Bung Anies melakukan hal-hal yang strategis, seperti janjinya. Dia sibuk dengan hal remeh-temeh," ujar Gilbert kepada wartawan, Kamis (29/4).

Gilbert mengatakan tak ada suatu hal yang mengagumkan dari kinerja Anies yang mengusulkan mengubah nama Kota Tua menjadi Batavia. Menurutnya, harus ada dasar yang kuat dalam mengubah nama suatu kawasan.

"Saya tidak melihat ada yang mengagumkan pembangunan Kota Tua sebagai dasar mengubah namanya. Tentu mengubah itu ada dasarnya seorang pejabat incumbent," katanya.

"Kesan kuat yang muncul adalah pengalihan isu, banyaknya masalah yang muncul akibat kebijakannya, dan tidak ada penjelasan, apalagi penyelesaian," imbuhnya.

Sementara itu, PAN DKI Jakarta menilai perubahan nama Kota Tua menjadi Batavia akan mendukung nuansa sejarah.

"Boleh juga Kota Tua diubah namanya jadi Batavia. Lebih terasa nuansa heritage-nya. Lebih penting lagi bagaimana pengelolaan kawasan destinasi wisata tersebut agar lebih hidup. Lebih dapat menarik wisatawan luar dan dalam negeri lebih banyak lagi," kata Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Oman Rohman Rakinda, kepada wartawan, Rabu (28/4) malam.

Namun, Oman berharap hal itu tak hanya berhenti dalam perubahan nama. Dia mendukung adanya pertunjukan dan pameran seni di kawasan wisata itu.

"Dibuat event pertunjukan seni dan pamer seni budaya. Dijadikan lokasi pertunjukan seni tempat berekspresinya para pelaku seni," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(gbr/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads