Ibu Wati viral karena curiga tetangganya menjalani ritual pesugihan babi ngepet lantaran si tetangga yang dia maksud ini menganggur tetapi kaya. Dia akhirnya meminta maaf.
Ibu Wati mengaku salah atas ucapannya tersebut setelah digeruduk warga. Sebelumnya, sudah banyak pihak, termasuk Kemenag dan LIPI, yang memastikan bahwa tidak ada yang namanya babi ngepet atau babi jadi-jadian.
Video klarifikasi Ibu Wati ini diperoleh detikcom dari Syarif Nurzaman, Ketua RW 10 Kampung Baru, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dia mengatakan momen Ibu Wati minta maaf ini terjadi pada Selasa, 27 April, di kediaman Ketua RT 02 RW 10.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurzaman ikut mendampingi Ibu Wati menyampaikan permintaan maaf. Momen itu disaksikan banyak warga Kampung Baru, yang sebelumnya datang menggeruduk rumah Ibu Wati.
Dalam video klarifikasi itu, Ibu Wati mengenakan pakaian warna putih dan kerudung berwarna senada. Dia meminta maaf atas pernyataannya dalam potongan video yang viral karena menuding tetangganya yang menganggur tapi kaya ikut pesugihan babi ngepet.
"Assalamualaikum WR WB, buat warga Kampung Baru, Ragajaya, pokoknya buat semua warga Kampung Baru yang saya tidak sebutkan satu per satu karena saya tidak hafal ya, saya di sini hanya merantau dan ngontrak. Nah, saya mau minta maaf atas video yang tadi saya ucapkan. Seribu minta maaf dari ujung kaki sampai ujung kepala, saya bener-bener minta maaf dengan keterangan saya atau ucapan mulut kasar saya tadi," katanya.
"Sekali lagi saya minta maaf. Itu saya ada kesalahan dari air ludah saya atau lidah saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau memang ini menyakitkan warga Kampung Baru atau Ragajaya. Sekian terima kasih. Saya minta maaf sebelumnya. Assalamualaikum WR WB," sambung Ibu Wati.
Syarif Nurzaman lantas menceritakan kenapa warganya bernama Ibu Wati tersebut minta maaf. Dia mengatakan ini bermula saat Wati datang ke lokasi viral babi ngepet di Depok. Wilayahnya dengan lokasi babi ngepet ini memang di perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Depok, sehingga cukup dekat.
"Begitu babi ngepet itu ditangkap, datanglah warga saya Wati ini ke sana. Dia bikin pernyataan begini-begini, 'saya sudah syareatin. Akhirnya babi ngepet ini ketangkep', gitu," kata Nurzaman saat berbincang dengan detikcom lewat telepon, Rabu (28/4/2021).
Kepada warga Depok di lokasi kejadian, Wati menyatakan dirinya seperti 'orang pintar'. Dia telah melakukan ritual sebelumnya, sehingga akhirnya sosok yang disebut warga babi ngepet ini bisa tertangkap.
"Dari kemarin saya sudah pantau, Pak, orang ini. Ini dia berumah tangga, dia nganggur tapi uangnya banyak. Saya sudah lewat rumahnya, udah saya lemparin sesuatu di depan rumah biar ketahuan," demikian pernyataan ibu Wati ini dalam potongan video yang viral.
"Nah (oleh warga) ditanyalah dia, Ibu dari mana, 'Saya dari Kampung Baru'. Nah, di sana timbul salah persepsi, babi ngepet ini diisukan dari Kampung Baru," ujar Nurzaman.
Warga Kampung Baru Ragajaya pun tidak terima dan merasa wilayahnya dicemarkan oleh ibu Wati. Simak cerita lanjutannya di halaman berikutnya.
Warga Kampung Baru Ragajaya pun tidak terima dan merasa wilayahnya dicemarkan oleh Ibu Wati. Warga pun menggeruduk rumahnya.
"Warga Kampung Baru itu merasa tidak senang, katakanlah pencemaran nama baik kampungnya. Akhirnya ingin menuntutlah kepada Ibu Wati ini. Akhirnya massa membeludak. Saya berusaha melerai dan saya bilang Ibu Wati harus klarifikasi tentang ini, dan terjadilah klarifikasi itu," ujarnya.
"Saya juga sebenernya geregetan sama Ibu Wati ini karena beliau mengatakan menaburkan sesuatu di lokasi. Nah, sedangkan saya pertanyakan siapa orangnya yang jadi babi ngepet itu yang ditaburin rumahnya itu, dia tidak memberikan jawaban sampai sekarang," sambungnya.
Baca juga: LIPI: Tidak Ada yang Namanya Babi Ngepet! |
Pada Selasa, 27 April, di kediaman Ketua RT 02 RW 10, Ibu Wati pun menyampaikan permintaan maaf. Agenda itu disaksikan banyak warga Kampung Baru yang menuntut kejelasan.
"Banyak sekali warga di situ warga Kampung Baru yang ingin minta kejelasan di rumah RT kami di RT 02 RW 10," ujar Nurzaman.
Menurut Nurzaman, warga sudah menerima permintaan maaf Ibu Wati. Namun tidak sedikit pula yang belum puas karena Ibu Wati belum mengungkap siapa sosok warga yang dia tuding jadi babi ngepet tersebut.
LIPI: Tidak Ada yang Namanya Babi Ngepet
Peneliti bidang zoologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Taufiq Purna Nugraha, mengatakan secara ilmiah tidak ada babi ngepet. Meski begitu, ia menghormati kepercayaan masyarakat sekitar.
"Kalau dari sudut pandang ilmiah sih, itu babi ngepet atau bukan, saya nggak bisa jawab. Kalau di dalam ilmiah, tidak ada itu istilahnya babi ngepet," kata Taufiq.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, jika dilakukan tes DNA, apakah DNA manusia atau hewan, akan sulit dibuktikan. Namun wujudnya adalah hewan babi.
"Masalahnya kan gini... kalau kita bicara tes DNA ya, tes DNA bisa misalnya ini babi, ya kalau kita lihat dari secara morfologinya ini babi. Tapi kalau dari tes DNA ini DNA manusia atau DNA babi, ya, susah juga ya, karena satu dalam terminologi itu tidak ada babi ngepet ya. Tapi, kalaupun dites DNA pun juga, ya kalau saya sih yakinnya itu DNA babi ya," ujarnya.
"Tapi juga itu kan kembali ke kepercayaan masyarakat ya karena di beberapa daerah itu juga dulu ada babinya yang di Magetan itu babinya babi kutil ya, istilahnya jadi klausul khas Jawa Barat. Jadi, kalau dulu banyak tonjolan-tonjolan di muka, jadi kan dianggapnya babi yang tidak wajar, akhirnya disangka babi ngepet, dulu di daerah Banten ada kasus kaya gitu. Kalau di perkotaan yang beberapa kali kalau yang kemarin di CCTV ternyata setelah dicek ternyata musang," ungkapnya.
Jangan Percaya Babi Ngepet
PP Muhammadiyah meminta warga agar tak resah dalam menghadapi isu yang berbau mistis itu. Muhammadiyah mengajak masyarakat untuk berdoa agar mendapat lindungan dari Allah dari hal mistis.
"Saya kira tidak usah percaya (isu babi ngepet), tapi berhati-hati saja," kata Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad kepada wartawan, Rabu (28/4/2021).
"Dengan salat dan berdoa kepada Allah untuk supaya kita dilindungi dari pengaruh sihir, pengaruh-pengaruh itu. Saya kira dengan berdoa itu insyaallah semua persoalan keresahan itu mereda," sambungnya.
Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi, juga menyampaikan hal senada. Dia meminta masyarakat tidak percaya dengan adanya babi ngepet.
"Sebaiknya masyarakat tidak perlu percaya dengan fenomena babi ngepet. Jika kita salah dalam memahami hal tersebut khawatir bisa terjerumus dalam perbuatan yang dilarang oleh agama," kata Zainut, yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).
Zainut lantas menjelaskan mengenai fatwa MUI tentang segala bentuk praktik perdukunan (kahanah) dan peramalan ('iraafah). Kedua praktik tersebut dinyatakan haram.
"Mempublikasikan praktek perdukunan dan peramalan dalam bentuk apa pun hukumnya haram. Memanfaatkan dan menggunakan atau mempercayai segala praktek perdukunan dan peramalan hukumnya haram," ujar Zainut.
Fatwa tersebut didasari sejumlah ayat suci Al-Qur'an. Selain itu, ada hadis tentang larangan memakai jimat.
"MUI mengacu pada firman Allah, dalam Al-Qur'an surat An-Nissa ayat 48 dan 166, serta surat An-Nam ayat 56, 59, serta surat Al-A'raf ayat 188. Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik. Majelis fatwa juga mengutip, hadis riwayat Iman Ahmad, yang berbunyi 'orang yang menggantungkan (memakai) jimat maka dia telah melakukan perbuatan syirik'. Jadi sebaiknya masyarakat tidak perlu mempercayai kejadian tersebut," tutur Zainut.