Klaster Perkantoran Melonjak, Anies Minta Masker Dipakai Terus

ADVERTISEMENT

Klaster Perkantoran Melonjak, Anies Minta Masker Dipakai Terus

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Rabu, 28 Apr 2021 17:34 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Tiara Aliya Azzahra/detikcom)
Jakarta -

Pemprov DKI mencatat terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada klaster perkantoran selama 2 minggu terakhir. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap potensi kenaikan klaster COVID di kantor lantaran banyak yang mencopot masker.

"Saya ajak seluruh masyarakat, utamanya masker, itu paling penting. Di kantor pun pakai masker, kita jangan sampai di tempat umum pakai masker, sampai kantor lepas masker, padahal lepas masker itulah potensi utamanya," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/4/2021).

Anies mengatakan masih memonitor klaster Corona di perkantoran bisa meningkat. Dia menganggap hal itu juga karena sebagian orang mulai merasa aman.

"Lihat peristiwa di beberapa negara, ketika merasa aman, longgar, maka di situlah lonjakan itu terjadi," ujar Anies.

"Jadi, sebenarnya kan kalau kita lihat selama beberapa bulan terakhir ini kan stabil. Ketika stabil, muncul perasaan aman, tenang, padahal belum tuntas. Ini yang harus kita tingkatkan lagi," jelasnya.

Eks Mendikbud ini mengatakan, selama bulan Ramadhan, seharusnya penggunaan masker bisa lebih patuh dilakukan.

"Apalagi sekarang bulan puasa, tidak ada kebutuhan makan siang bagi yang muslim, tidak perlu minum, sehingga penggunaan masker terus-menerus jauh lebih mudah sekarang ini dibanding hari-hari biasa. Anjuran saya, gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan," sambungnya.

Anies menyebut selama bulan puasa melarang lingkungan Pemprov DKI menggelar buka bersama. Sebab, menurutnya, kegiatan tersebut juga memiliki potensi penularan COVID-19.

"Di DKI Jakarta, Pemprov DKI ya, ada edaran dari Sekda yang melarang buka bersama dan sejak (Masjid) Istiqlal kemarin sebelum puasa saya sudah katakan kepada seluruh masyarakat mari kita bukber di rumah. Kalaupun mau ibadah di masjid, jangan bukber, tapi salatnya saja, tadarus, qiyamul lail, tapi bukber sebisa mungkin di rumah bersama keluarga," tegasnya.

Diketahui, Satgas COVID-19 mengakui klaster perkantoran di DKI Jakarta meningkat dalam 2 minggu terakhir. Satgas COVID-19 kembali mengingatkan agar kantor mengikuti aturan kapasitas 50 persen.

"Berdasarkan data yang dirilis Pemprov DKI, diakui adanya peningkatan klaster perkantoran dalam dua pekan terakhir. Pada 5 sampai 11 April 2021 ini terdapat 157 kasus positif COVID-19 di 78 perkantoran. Sementara pada 12-18 April 2021, jumlah positif COVID-19 meningkat menjadi 425 kasus dari 177 perkantoran," kata juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/4/2021).

Wiku meminta agar kemunculan kasus positif di kantor menjadi perhatian. Dia meminta kantor yang melaporkan kasus COVID-19 ditutup sementara.

"Kemunculan beberapa kasus positif di beberapa perkantoran mohon untuk ditindaklanjuti dengan penutupan sementara operasional kantor, disinfeksi, serta upaya testing dan tracing terhadap kontak erat agar tidak meluas penularannya dan menimbulkan klaster dengan optimalisasi Satgas COVID-19 yang ada di perkantoran," tutur dia.

Dari data yang dijabarkan oleh Disnaker DKI Jakarta, Senin (27/4/2021), total ada 2.128 kantor yang ditutup sementara. Detailnya, 2.107 kantor ditutup karena ada kasus COVID-19. Sedangkan 21 kantor ditutup karena melanggar protokol kesehatan.

Disebutkan 21 kantor yang melanggar prokes adalah 2 perusahaan di Jakarta Pusat, 3 di Jakarta Utara, 4 di Jakarta Timur, dan 12 di Jakarta Selatan. Sementara itu, kantor yang ditutup karena kasus COVID juga terbanyak ada di Jakarta Selatan, yakni 820 perusahaan. Kemudian sebanyak 650 di Jakarta Pusat, 270 di Jakarta Barat, 200 di Jakarta Utara, dan 167 kantor di Jakarta Timur.

Simak video 'Klaster Perkantoran Naik, Satgas Imbau Penutupan Sementara':

[Gambas:Video 20detik]



(idn/idn)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT