Jokowi Minta Kekerasan Militer di Myanmar Dihentikan
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan dirinya membahas situasi di Myanmar dalam KTT ASEAN atau ASEAN Leaders' Meeting (ALM). Presiden Jokowi menegaskan segala bentuk kekerasan militer yang terjadi di Myanmar harus dihentikan dan kepentingan masyarakat Myanmar menjadi prioritas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dalam pertemuan tadi, saya menyampaikan beberapa hal. Yang pertama, perkembangan situasi di Myanmar, sesuatu yang tidak dapat diterima dan tidak boleh terus berlangsung. Kekerasan harus dihentikan. Dan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar harus segera dikembalikan. Kepentingan rakyat Myanmar harus selalu menjadi prioritas," kata Jokowi dalam siaran pers di akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (24/4/2021).
Ada tiga permintaan yang disampaikan Jokowi kepada pemimpin militer Myanmar, yakni komitmen menghentikan penggunaan kekerasan. Dia berharap semua pihak mengontrol diri sehingga tidak timbul ketegangan.
"Dalam pertemuan ini saya juga menyampaikan pentingnya pemimpin militer Myanmar untuk memberikan komitmen, yaitu permintaan komitmen pertama penghentian penggunaan kekerasan dari militer Myanmar. Di saat yang sama semua pihak harus menahan diri sehingga ketegangan dapat diredakan," ujarnya.
Selain itu, Jokowi meminta agar dialog inklusif dimulai dan tahanan politik dibebaskan. Untuk mendorong dialog dengan semua pihak di Myanmar, Jokowi menyarankan agar dibentuk special envoy ASEAN oleh Sekjen dan Ketua ASEAN.
"Permintaan komitmen kedua proses dialog yang inklusif harus dimulai, tahanan politik harus segera dilepaskan dan perlu dibentuk special envoy ASEAN, yaitu Sekjen dan Ketua ASEAN, untuk mendorong dialog dengan semua pihak di Myanmar," ucapnya.
(rdp/rdp)