Takdir merupakan sesuatu yang menjadi ketetapan Allah SWT. Mempercayai adanya takdir adalah rukun iman ke-6, yakni qada dan qadar.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar menjelaskan, takdir adalah ketentuan dari Allah SWT yang akan melahirkan qada dan qadar. Ia mengurai, qadar berasal dari kata qadara yang berarti ukuran atau takaran.
"Rukun iman yang keenam percaya terhadap qada dan qadar, dan itu adalah takdir," kata Prof Nasaruddin dalam detikKultum detikcom, Jumat 23 April 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Prof Nasaruddin, kunci yang membedakan qada dan qadar adalah ikhtiar. Jika ikhtiar sudah diupayakan namun musibah masih tetap datang maka itulah yang menjadi takdir.
Lalu bagaimana cara mengupayakan supaya dampak positif takdir lebih besar daripada dampak negatifnya? Prof Nasaruddin membeberkan kuncinya ada pada keseimbangan antara usaha dan doa.
Usaha yang dimaksudkan adalah usaha profesional. Ia menjelaskan, usaha tanpa doa itu bukan sebuah usaha profesional. Begitupun sebaliknya, terus berdoa tanpa usaha juga tidak profesional.
Lantas bagaimana cara menyeimbangkan keduanya? Selengkapnya detikKultum bersama Prof Nasarudin Umar: Rela Menerima Takdir tonton DI SINI.
(erd/erd)