PDIP Puji-puji Menteri Nadiem

PDIP Puji-puji Menteri Nadiem

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Rabu, 21 Apr 2021 19:14 WIB
Nadiem Makarim unggah foto bareng Megawati.
Megawati dan Menteri Nadiem Makarim bertemu. (Dok: akun IG nadiemmakarim)
Jakarta -

PDI Perjuangan (PDIP) memberikan penjelasan soal pertemuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dengan Ketum Megawati Soekarnoputri di tengah isu reshuffle. PDIP mengungkap ada sejumlah hal yang dibahas Megawati dan Nadiem selama dua jam pertemuan.

"Bagaimanapun Ibu Megawati dikenal sebagai sosok negarawan dengan pengalaman yang luas. Usia 14 tahun, Ibu Mega sudah menjadi delegasi termuda GNB di Beograd, dan sejak kecil, beliau diajak Bung Karno menerima tokoh-tokoh mancanegara dan tokoh kebangsaan, tokoh agama dan tokoh pergerakan, juga tokoh-tokoh perjuangan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Rabu (21/4/2021).

"Dengan pengalaman yang sangat luas, terlebih konsistensi perjuangan Bu Mega pada jalan Pancasila, maka wajar jika secara periodik Ibu Mega berdialog dengan Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahannya, baik dari kalangan menteri, badan-badan negara maupun pimpinan partai dan pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasto mengungkapkan Megawati dan Nadiem Makarim telah beberapa kali bertemu. Pembahasan kedua tokoh itu, menurut Hasto, menyangkut pendidikan nasional.

"Pertemuan dengan Pak Nadiem sudah dilakukan beberapa kali, guna membahas politik pendidikan yang bertumpu pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Politik pendidikan untuk meletakkan landasan kebudayaan bagi kemajuan bangsanya melalui penguasaan iptek, politik pendidikan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa. Jadi dialog tersebut memang perlu bagi kepentingan kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional bangsa," ujar Hasto.

ADVERTISEMENT

Pertemuan terbaru Megawati dengan Nadiem berlangsung selama dua jam. Banyak hal yang dibicarakan keduanya, yang membentang dari politik pendidikan hingga pengalaman Bung Karno.

"Jika ditanya apa saja yang dibahas selama dua jam pertemuan, maka banyak yang dibahas. Dimulai dari politik pendidikan, pentingnya Pancasila, dan juga pendidikan budi pekerti serta kebudayaan. Bu Mega berulang kali menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pendidikan yang menggelorakan rasa cinta pada Tanah Air tidak hanya melalui teori, namun juga praktik guna memahami apa itu gotong royong, nasionalisme, dan pengenalan Indonesia yang begitu plural," papar Hasto.

"Jadi bukan hanya aspek kognitif saja. Ibu Mega juga banyak menceritakan pengalamannya ketika oleh Bung Karno diminta belajar di Perguruan Cikini yang didirikan oleh para pejuang perempuan," sambung dia.

Lalu, apakah Megawati dan Nadiem juga membahas isu reshuffle. Baca di halaman berikutnya.

Hasto kemudian bicara soal pertemuan Nadiem Makarim dan Megawati di tengah isu reshuffle. Hasto mengatakan PDIP berpegang pada prinsip reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden.

"Jika kemudian ada yang mengaitkan dengan isu reshuffle, harus dipahami bahwa PDI Perjuangan selalu memegang prinsip bahwa reshuffle hanya terjadi atas keputusan presiden. Pertemuan tersebut tidak membahas hal itu, karena persoalan pendidikan sebagai dasar kemajuan bangsa merupakan hal yang fundamental," tuturnya.

Lalu, bagaimana PDIP memandang kinerja Nadiem Makarim selama di Kemendikbud? Hasto mengatakan apa yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim perlu mendapat dukungan.

"Jika ditanya bagaimana kami memandang kinerja Mendikbud sejauh ini, apa yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim dengan pendidikan yang memerdekakan dan berakar pada falsafah pemikiran Ki Hadjar Dewantara perlu mendapat dukungan. Partai tidak melihat menteri sebagai individu. Partai melihat menteri sebagai pembantu presiden yang harus menjalankan kebijakan presiden, yang berfokus pada upaya menjalankan konstitusi dan UU dengan selurus-lurusnya. Terlebih pendidikan juga harus mengedepankan objektivitas, rasionalitas, dan semangat juang untuk menguasai ilmu pengetahuan. Atas pemaparan Menteri Pendidikan, bagaimana pendidikan juga membumikan Pancasila sangat menarik dan penuh dengan inovasi dan terobosan," imbuhnya.

Seperti diketahui, pertemuan Nadiem Makarim dan Megawati di tengah isu reshuffle mendapat perhatian publik. Pertemuan ini dinilai bisa menjadi blunder politik Nadiem Makarim.

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio atau Hensat, menyebut Nadiem Makarim seperti tak percaya diri karena bertemu dengan Megawati. Nadiem, menurut Hensat, sepatutnya percaya diri pada kinerjanya.

"Mas Nadiem itu nggak pede itu ketemu Bu Mega. Kalau dia percaya diri dengan kinerjanya ya dia harusnya biasa-biasa saja ya," kata Hensat kepada wartawan, Rabu (21/4).

Ketidakpercayadirian Nadiem, menurut Hensat, bisa menjadi blunder. Namun Hensat menilai tak pas jika pertemuan dengan Mega disebut sebagai pencarian suaka politik Nadiem.

"Tapi dengan ketidakpedean ini bisa jadi blunder tuh. Ketemu Ibu Megawati sebagai tokoh bangsa sih bagus, tapi ketemu Bu Megawati seperti apa yang diberitakan apakah cari suaka politik, nah itu menurut saya agak tidak pas," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rfs/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads