Penjelasan Uji Klinis Vaksin Nusantara Dulu di RS Kariadi Kini di RSPAD

Penjelasan Uji Klinis Vaksin Nusantara Dulu di RS Kariadi Kini di RSPAD

Sachril Agustin Berutu - detikNews
Senin, 19 Apr 2021 13:37 WIB
Sejumlah anggota komisi IX DPR RI mendatangi RSPAD Gatot Soebroto. Mereka mengikuti pengambilan darah untuk diproses menjadi vaksin nusantara.
Gedung RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

RSPAD Gatot Soebroto tengah melakukan uji klinis vaksin Corona Nusantara berbasis sel dendritik. Uji klinis tahap satu vaksin COVID-19 besutan eks Menkes Terawan Agus Putranto itu sebelumnya dilakukan di RS dr Kariadi, Semarang.

"Jadi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), kegiatan yang dilakukan adalah para relawan yang akan mengikuti penelitian berbasis pelayanan dengan masalah dendritik sel yang akan digunakan berkaitan dengan, yang bermaksud mengobati kekebalan tubuh untuk melawan COVID-19 ini," ujar Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayjen TNI Lukman Ma'ruf saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), Senin (19/4/2021).

Lukman mengatakan sel dendritik ini umumnya digunakan untuk mengobati penyakit kanker. Namun, saat ini dikembangkan untuk menciptakan antibodi terhadap virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi (penelitian) sel dendritik untuk mengobati cancer. Kemudian ada dikembangkan untuk kemungkinan mencari solusi terhadap menghadapi COVID-19," tambahnya.

Sementara itu, Diyankes RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNI Nyoto menyebut penelitian sel dendritik ini dilakukan hati-hati dengan pertimbangan ilmiah. Dia juga menjelaskan perihal uji klinis vaksin Nusantara yang dulu dilakukan di RS dr Kariadi Semarang kini dilakukan di RSPAD.

ADVERTISEMENT

"Tetapi memang ini dicoba untuk, barangkali untuk membuat vaksin yang dari dendritik, yaitu ditujukan untuk vaksin, diharapkan untuk vaksin COVID. Tapi ini harus dengan penelitian yang baik. Artinya, dengan penelitian yang lugas, legal secara ilmiah diterima secara ilmiah," jelasnya.

"Sebetulnya (penelitian dendritik) di RSPAD bukan dipindah atau tidak dipindah (dari RS Kariadi, Semarang). Ini penelitian mengenai dendritik, vaksin dendritik gitu ya di RSPAD. Bukan dipindah, jadi RSPAD mengadakan penelitian mengenai identifikasi vaksin tersebut dan nanti penelitian tentu harus, akan dilaksanakan oleh tim peneliti. Bukan dipindah. Ini hanya penelitian vaksin dendritik, utama untuk dalam penanganan COVID," kata Nyoto.

Lalu, apakah penelitian sel dendritik memiliki legal standing? Kapuskes TNI Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan RSPAD Gatot Soebroto sudah memiliki legal standing yang diperlukan.

"Inilah yang diperlukan satu legal standing. Saya kira kalau ini dilakukan penelitian di RSPAD, saya kira di sana sudah dilakukan dan diperhatikan betul tentang legal standing ini. Dan di kesehatan TNI tentunya juga sudah ada aturan di dalam bagaimana kerja sama, di lingkup nasional maupun di internasional, dan ini sudah tertuang dari keputusan Panglima TNI. Kemudian di dalam kerjasama ini, tentunya bisa dilakukan sesuai dengan fase-fase dr suatu penelitian," kata Tugas.

"Dan nanti pada waktunya kalau memang ini dinilai penelitian itu memenuhi suatu standar, tujuannya adalah bagaimana ini vaksin atau obat-obatan bisa digunakan atau tidak, khususnya di dalam pandemi ini, dan sudah direkomendasikan tentunya oleh Badan yang mempunyai otoritas, inilah suatu sistem legal standing yang harus dilakukan. Persisnya tentunya katakanlah ini dilakukan di RSPAD, tentunya di RSPAD nanti sudah ada proses-proses legal standing yang harus dilakukan dan dikawal bersama," tambah Tugas.

Simak berita selengkapnya pada halaman berikut.

Sebelumnya, TNI buka suara mengenai vaksin Nusantara yang menimbulkan polemik. TNI menegaskan vaksin Nusantara bukanlah program TNI.

"Bahwa program vaksin Nusantara bukanlah program dari TNI," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), Senin (19/4/2021).

Achamd Riad menyebutkan, sesuai dengan sikap pemerintah terkait berbagai bentuk inovasi dalam negeri seperti vaksin dan obat-obatan untuk penanganan COVID-19, TNI akan selalu mendukung. Menurutnya, TNI akan mendukung program vaksin Nusantara dengan sejumlah catatan.

"Telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan BPOM, sehingga harus ada 3 kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu keamanan, evikasi, dan kelayakannya," ucapnya.

"Dan penggunaan fasilitas kesehatan dan tenaga ahli kesehatan atau peneliti akan diatur dengan mekanisme kerja sama sebagai dasar hukum atau legal standing dan tanpa mengganggu tugas-tugas kedinasan atau tugas pokok kesatuan," katanya.

Diketahui pula, vaksin Nusantara, yang diprakarsai eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, akan bersifat personalized dan menggunakan sel dendritik. Pada COVID-19, diklaim sebagai yang pertama di dunia.

Salah satu peneliti vaksin Nusantara, Dr Yetty Movieta Nency, SPAK, menjelaskan dendritik autolog merupakan komponen yang berasal dari sel darah putih.

"Komponennya sel dendritik dari sel darah putih. Semua punya, prosedurnya dari subjek ambil darahnya, ambil sel darah putihnya dan sel dendritiknya," kata Yetty saat ditemui di RSUP dr Kariadi, Semarang, Rabu (17/2).

Di luar negeri, sel dendritik bukan hal baru karena juga digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit salah satunya melanoma (jenis kanker kulit). Di Indonesia baru pertama kali ini mulai pengembangan vaksin menggunakan sel dendritik.

"Sel dendritik sudah lama dipakai. Di luar negeri untuk vaksin penyakit lain, bukan hal baru. Tapi karena ada COVID ini kita adopt. Di luar negeri untuk penyakit melanoma dan imun lainnya. Dengan melanoma hasil bagus. Di Indonesia ini baru pertama kali," jelas Yetty.

"Untuk vaksin COVID dengan sel dendritik ini pertama kali di dunia," imbuhnya.

Sementara itu, RS dr Kariadi, Semarang, sebelumnya menjadi tempat uji klinis fase I vaksin Corona berbasis sel dendritik besutan Terawan Agus Putranto tersebut. Namun karena BPOM tak kunjung mengeluarkan izin untuk melanjutkan ke fase II, RS dr Kariadi mengajukan setop.

"Memang sudah tidak ada lagi di Kariadi. Iya, disetop," kata Parna, pejabat Humas RS dr Kariadi, saat dihubungi wartawan, Kamis (15/4).

Halaman 2 dari 2
(lir/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads