Serangan Balik Ngabalin ke Hehamahua Sebab Analogi Firaun Dibawa-bawa

Round-Up

Serangan Balik Ngabalin ke Hehamahua Sebab Analogi Firaun Dibawa-bawa

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 17 Apr 2021 03:15 WIB
Ali Mochtar Ngabalin politikus golkar
Foto: Ali Mochtar Ngabalin (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) Abdullah Hehamahua menganalogikan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti Nabi Musa menghadap Firaun. Analogi ini bikin berang Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin.

Dirangkum detikcom, Sabtu (17/4/2021), analogi Musa bertemu Firaun disampaikan Hehamahua dalam channel YouTube Ustadz Demokrasi seperti dilihat, Rabu (14/4).
Abdullah Hehamahua awalnya menceritakan momen dihubungi Istana pada 9 Maret lalu. Istana memberitahukan kesediaan Presiden Jokowi bertemu dengan TP3.

"Kemudian tanggal 8 ada telepon dari Istana ke Sekretaris TP3 Pak Marwan Batubara bahwa Istana siap menerima besoknya tanggal 9 pukul 10.00 WIB. Disebutkan 10 orang, kemudian harus antigen dan antigen itu harus di rumah sakit yang ditetapkan, yaitu di Rumah Sakit Bunda di daerah Menteng," kata Abdullah Hehamahua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan TP3 dan Jokowi pun akhirnya berlangsung. Abdullah Hehamahua menyebut pertemuan itu seperti Musa mendatangi Firaun.

"Singkatnya, besoknya kami datang, kami sepakat bahwa kita datang seperti Musa datang kepada Firaun," ujar Abdullah Hehamahua.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, Abdullah Hehamahua tidak bermaksud mengatakan Jokowi seperti Firaun. Namun dia bersama TP3 ingin menempatkan diri sebagai pihak yang memperjuangkan keadilan.

Ngabalin keberatan atas pernyataan Abdullah Hehamahua. Ngabalin menilai sikap Abdullah Hehamahua tidak menunjukkan Islam yang rahmatan lil'alamin.
"Kalau Musa AS setelah dewasa merantau ke Madyan, setelah 10 tahun dia kembali ke Mesir dan dengan mukjizat sebagai seorang nabi. Nah, kawan ini lari ke Malaysia, Hehamahua ini lari ke Malaysia dan pulang menjadi sosok yang menyihir anak-anak muda menjadi radikal dan ekstrem. Itu makanya Abang tulis, dia pulang ke Malaysia--dalam tanda petik--sebagai teroris," kata Ngabalin, kepada wartawan, Jumat (16/4).

Sidang uji formil UU KPK kembali digelar di Gedung Mahkamah Konstitusi. Sejumlah saksi ahli mulai dari pakar hukum hingga ahli filsafat dihadirkan di sidang ituFoto: Abdullah Hehamahua (Ari Saputra/detikcom)

"Saya keberatan (pertemuan TP3 dengan Presiden Jokowi diibaratkan Musa mendatangi Firaun). Makanya sosok seperti Abdullah Hehamahua yang begitu dahsyat, dia tidak menunjukkan Islam yang rahmatan lil'alamin," imbuhnya.

Ngabalin menuding Abdullah Hehamahua ingin menghancurkan Islam. Sebab, menurutnya, perilaku Abdullah Hehamahua bertolak belakang dengan ajaran Islam.

Ngabalin menilai Abdullah Hehamahua sudah punya niat buruk sebelum bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana. Dia heran mantan penasihat KPK itu bisa berniat seperti buruk sebelum bertemu Jokowi.

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

"Bagaimana mungkin dia, sudah dari, sebelum ketemu Presiden, sudah bilang bahwa diri mereka Musa dan ketemu Presiden Jokowi seperti Firaun. Apa itu? Berarti dia memulai dengan satu niat yang buruk, busuk, dan menganggap orang lain itu begitu rendah dan murka kepada Allah," sebut Ngabalin.

Hehamahua kemudian memberi klarifikasi. Hehamahua menegaskan tidak menempatkan Jokowi serupa Firaun.

Hehamahua awalnya mengungkapkan kekhawatiran sejumlah anggota TP3 terkait pertemuan dengan Presiden Jokowi. Ada anggota yang khawatir TP3 justru tidak bertaji lagi usai bertemu Jokowi.

"Jujur, ada di antara anggota TP3 yang tidak mau kirim surat untuk audiensi ke Presiden Jokowi. Alasannya, ada anggapan sebagian masyarakat bahwa mereka yang biasa dikenal oposisi, setelah jumpa presiden, lalu diam seribu bahasa. Belum lagi pernyataan para tokoh oposisi tersebut sering dipelintir oleh kalangan tertentu dengan maksud mencederai integritas tokoh, aktivis, atau pemimpin tersebut," kata Abdullah, kepada wartawan, Jumat (16/4).

"Akhirnya, ada yang mengusulkan, supaya tokoh-tokoh TP3 tidak difitnah, maka disepakati kunjungan ke presiden tersebut dianalogikan sebagai Nabi Musa mendatangi Firaun," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads