Ali Mochtar Ngabalin keberatan atas pernyataan Ketua TP3 Abdullah Hehamahua, yang menyebut pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana beberapa waktu lalu ibarat Nabi Musa mendatangi Firaun. Ngabalin menilai sikap Abdullah Hehamahua tidak menunjukkan Islam yang rahmatan lil'alamin.
"Kalau Musa AS setelah dewasa merantau ke Madyan, setelah 10 tahun dia kembali ke Mesir dan dengan mukjizat sebagai seorang nabi. Nah, kawan ini lari ke Malaysia, Hehamahua ini lari ke Malaysia dan pulang menjadi sosok yang menyihir anak-anak muda menjadi radikal dan ekstrem. Itu makanya Abang tulis, dia pulang ke Malaysia--dalam tanda petik--sebagai teroris," kata Ngabalin, kepada wartawan, Jumat (16/4/2021).
"Saya keberatan (pertemuan TP3 dengan Presiden Jokowi diibaratkan Musa mendatangi Firaun). Makanya sosok seperti Abdullah Hehamahua yang begitu dahsyat, dia tidak menunjukkan Islam yang rahmatan lil'alamin," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngabalin menuding Abdullah Hehamahua ingin menghancurkan Islam. Sebab, menurutnya, perilaku Abdullah Hehamahua bertolak belakang dengan ajaran Islam.
"Saya dengan segala rasa hormat, jangan-jangan dia menjadi menskenarioi untuk menghancurkan Islam. Mengapa mengaku Islam tetapi perilakunya tidak islami, dan mengklaim Islam itu, tapi dia bertolak belakang dengan ajaran Islam yang rahmatan lil'alamin," sebutnya.
Ngabalin menilai Abdullah Hehamahua sudah punya niat buruk sebelum bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana. Dia heran mantan penasihat KPK itu bisa berniat seperti buruk sebelum bertemu Jokowi.
"Bagaimana mungkin dia, sudah dari, sebelum ketemu Presiden, sudah bilang bahwa diri mereka Musa dan ketemu Presiden Jokowi seperti Firaun. Apa itu? Berarti dia memulai dengan satu niat yang buruk, busuk, dan menganggap orang lain itu begitu rendah dan murka kepada Allah," sebut Ngabalin.
Pernyataan Abdullah Hehamahua soal Musa mendatangi Firaun ada di halaman berikutnya.
Tonton juga Video: 34 Napi Teroris di Lapas Gunung Sindur Ucapkan Ikrar Setia kepada NKRI