Partai Demokrat (PD) mengaku yakin tak ditawari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke kabinet di tengah hangatnya isu reshuffle. Demokrat mengaku pernah diajak bergabung ke kubu Jokowi, namun ujungnya tak jelas.
"Tidak mungkin ada tawaran atau ada utusan. Karena set up politik rezim sekarang memaksa Demokrat dan PKS menjadi oposisi. Demokrat pernah diajak Pak Jokowi duduk di kabinet awal pemerintahan kedua," kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Rabu (14/4/2021).
Andi Arief mengklaim Demokrat sempat diajak masuk ke kabinet Jokowi pada awal periode kedua. Namun Andi Arief menyebut Jokowi malah mengkhianati ajakannya itu sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekali lagi diajak, bukan meminta. Namun yang mengkhianati ajakan itu ya Pak Jokowi. Kami mengartikannya bahwa kami ditakdirkan mengambil peran menjadi oposisi," ujarnya.
Partai Demokrat, kata Andi Arief, menganggap perubahan ajakan tersebut lumrah dalam politik. Dia menganggap perubahan sikap Jokowi itu terjadi karena ada tekanan.
"Namun Partai Demokrat menganggap Pak Jokowi yang pernah khianati janji itu hal biasa dalam politik, meski bagi kami yang memiliki standar etika politik tidak mengenal cara itu. Kami memahami mungkin saja saat itu terjadi perubahan pemikiran atau munculnya banyak tekanan," ujarnya.
Isu kocok ulang atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju sebelumnya menyeruak seiring peleburan Kemenristek ke Kemendikbud dan pembentukan Kementerian Investasi. Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi dalam waktu dekat ini akan melantik dua menteri tersebut.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Lihat Video: Ngabalin Yakin Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Investasi!
Pernyataan tersebut disampaikan Ngabalin di akun Twitter seperti dilihat pada Rabu (14/4). Namun Ngabalin tidak mengetahui pasti apakah ada menteri baru lain yang juga akan dilantik.
"Presiden Insya Allah akan melantik menteri baru (1) Menteri Dikbud/Ristek (2) Menteri Investasi/Kepala BKPM. Adakah menteri-menteri lain yang akan dilantik, kapan & siapa para beliau itu? Wallahu'alam bisshowaab itu hak prerogatif Presiden & kita tunggu saja. #KabinetIndonesiaMaju," tulis Ngabalin.