Pasar Lontar, atau dikenal sebagai Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terbakar sepekan lalu. Pedagang yang menjadi korban kebakaran berharap pemerintah merenovasi lapak dan kios yang terbakar.
Pantauan di lokasi, Rabu (14/4/2021), beberapa pedagang terlihat berjualan di depan pasar yang terbakar pekan lalu. Pedagang berjualan hanya dengan tenda berbentuk payung dan meja seadanya.
Kebanyakan pedagang yang berjualan di sekitar lokasi yang terbakar merupakan pedagang sayuran. Mereka terlihat masih sibuk melayani pembeli hingga hujan lebat yang memaksa mereka harus mengamankan dagangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengupas Darurat Kebakaran Pasar di Ibu Kota |
Banyak pedagang yang menutup dagangannya dengan terpal karena hujan itu. Sedangkan para pedagang berteduh di pasar yang sebelumnya terbakar.
Pedagang pasar bernama Aris, berharap ada tindakan dari pemerintah. Dia ingin lapak-lapak dan kios yang terbakar segera diperbaiki.
"Harapannya cepat dibangun lagi lah, walaupun nggak normal ya, biar bisa jualan lagi, bertahap gitu lah," kata Aris saat ditemui di lokasi, Rabu (14/4).
Aris merupakan pedagang sayur terdampak kebakaran yang menghanguskan kiosnya pada Kamis (8/4) lalu. Kini ia sudah mulai berdagang lagi dengan seadanya.
"Semuanya untuk sementara kita bahan-bahan sendiri, ini sendiri, keranjang, payung, tenda sendiri," katanya.
![]() |
Selama menjadi korban kebakaran, dia mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Ketika hujan lebat datang, dia terpaksa harus menutup kiosnya karena payung yang ia pasang tidak cukup untuk melindungi dagangannya.
Pedagang lain bernama Suminten mengaku sudah dua kali menjadi korban kebakaran di Pasar kambing. Kali ini dia tidak sempat mengangkut barangnya yang berada di pasar.
"Ya kaget, nggak ada pikiran apa-apa, udah pusing, gimana semua nggak ada yang keambil, kebakar semua, di sini sudah dua kali (terbakar)," ceritanya.
Suminten juga berharap pasar dapat segera dibangun lagi agar ia bisa berjualan. Menurutnya, yang penting pedagang pasar bisa berjualan tanpa harus takut terkena hujan.
"Kalau kaya gini (seperti sebelumnya) nggak apa-apa yang penting nggak kena hujan, yang penting bisa jualan," ujarnya.
Harapannya memang agar pasar dapat dibangun dengan sederhana. Dia juga tidak setuju apabila pasar dibangun gedung, menurutnya itu akan memakan waktu lama dan dia akan lebih lama berjualan di pinggir jalan.
"Gini aja lah, enakan gini aja kita gampang jualnya, kalau dibangun mah lama, jualnya repot di pinggir jalan basah semua," tambahnya.
Harapan Suminten sama dengan pedagang sayur bernama Sari. Dia ingin pasarnya diperbaiki seperti sebelumnya. Selama pasar masih rusak ia terpaksa harus berjualan di pinggir jalan, di depan toko milik orang lain.
"Harapannya sih pengen kayak biasa lagi," kata Sari.
Sari juga sudah mulai berjualan sejak empat hari yang lalu. Selain ingin pasarnya diperbaiki, dia berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
"Pengennya mah saya dapet bantuan dari pemerintah aja, kan lagi pada susah," harapnya.
Diketahui, kebakaran di Pasar Kambing terjadi pada Kamis (8/4). Wali Kota Jakarta Pusat (Jakpus), Dhany Sukma menyebut ada 136 lapak yang terbakar.
"Alhamdulillah semua sudah bisa diselesaikan. Tinggal saat ini sudah teridentifikasi kurang-lebih sebanyak 136 lapak dan 40 kios yang terbakar. Semua berada di PD Pasar Jaya," ujar Dhany saat ditemui wartawan di lokasi kebakaran, di Jl Sabeni Raya, Tanah Abang, Jakpus, Kamis (8/4).
![]() |