Eks Pramugara Jadi Korban Pelecehan Seorang Pria Make Up Artist di Jaksel

Eks Pramugara Jadi Korban Pelecehan Seorang Pria Make Up Artist di Jaksel

Yogi Ernes - detikNews
Rabu, 07 Apr 2021 22:39 WIB
Colour backlit image of the silhouette of a woman with her hands on her head in a gesture of despair. The silhouette is distorted, and the arms elongated, giving an alien-like quality. The image is sinister and foreboding, with an element of horror. It is as if the woman is trying to escape from behind the glass. Horizontal image with copy space.
Ilustrasi (Foto: iStock)
Jakarta -

Seorang pria berinisial D mengaku menjadi korban pelecehan seksual sesama pria berinisial AC. Terduga pelaku disebut korban berprofesi sebagai make up artist.

"Pelaku ini make up artist inisialnya AC. Dia makeup artist terkenal," kata D saat dihubungi detikcom, Rabu (7/4/2021).

Peristiwa pelecehan itu bermula saat D pulang kembali ke Indonesia pada Agustus 2020 dan membuka usaha. Namun usahanya tersebut tidak berjalan sukses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AC yang sudah dikenalnya sejak 10 tahun lalu kemudian menawarinya bantuan pekerjaan. AC lalu meminta D tinggal di apartemennya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

D lalu menerima bantuan dari AC dan sejak 9 Maret 2021 tinggal di apartemen milik AC. Sejak pindah ke apartemen tersebut, D mengaku mendapat pelecehan dari AC.

ADVERTISEMENT

"Itu sering banget dan saya nolak, saya dorong saya bilang nggak suka. Tapi dia bilang itu bercanda. Saya bilang kalau orang nggak suka itu termasuk pelecehan seksual," ujar D.

"Semakin hari saya tinggal di situ semakin aneh. Saya ngelawan tapi saya bukan orang bodoh kalau saya tonjok saya bisa dilaporkan polisi dan masuk penjara," sambungnya.

D akhirnya memilih keluar dari apartemen tersebut pada Senin (5/4) subuh kemarin. Setelah tak lagi tinggal di apartemen AC, D akhirnya curhat di media sosial.

Dia menyebut menerima sejumlah direct message (DM) dari beberapa orang yang mengaku pernah menjadi korban serupa dari AC.

"Ada beberapa yang udah DM saya dan punya pengalaman juga. Di rumah itu ada orang Jawa, orang Medan ada orang Afganistan juga. Dia nangis-nangis minta dipulangkan karena dilecehkan sama pelaku ini. Maksud saya mungkin banyak korban lain tapi karena nggak berani mereka diam saja," ujar D.

Selain itu, D melaporkan AC ke Polsek Setiabudi, tapi laporannya itu ditolak dengan alasan tidak cukup bukti. Terpisah, Kapolsek Setiabudi AKBP Yogen Heroes menjelaskan alasan pihaknya tidak membuatkan laporan polisi (LP) atas aduan D.

"Karena itu masih mentah, berita acara itu tidak kita buatkan LP," kata Yogen.

Meski begitu, Yogen mengaku pihaknya telah melakukan upaya jemput bola dan meminta keterangan terlapor.

"Besoknya kita jemput si terlapor ini di situ ada yang lain juga. Itu kita bawa sekalian kita buat berita acara sekalian. Ya sudah nggak ada apa-apa juga," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(ygs/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads