Jumlah korban akibat bencana alam di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Data terbaru, disampaikan ada 117 orang tewas dan 76 orang hilang.
"Keseluruhan jasad sudah ditemukan 117 orang, hilang 76 orang," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo dalam jumpa pers daring, Selasa (6/4/2021).
Dia merinci korban yang berasal dari delapan daerah di NTT. Berikut rinciannya:
1. Flores Timur tewas 60 orang, hilang 12 orang. Terluka 23 orang
2. Kabupaten Alor meninggal 21 orang, hilang 20 orang. Terluka 25 orang
3. Kabupaten Malaka meninggal 3 orang, hilang nihil.
4. Kota Kupang 1 orang meninggal
5. Kabupaten Lembata meninggal 28 orang, hilang 44 orang. Terluka 98 orang
6. Kabupaten Sabu Raijua meninggal 2 orang
7. Kabupaten Ende meninggal 1 orang
8. Kabupaten Kupang meninggal 1 orang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Doni mengatakan upaya pencarian masih terkendala karena alat berat belum dapat dikirim ke Pulau Adonara dan Alor. Sementara di Lembata akan melibatkan perusahaan pembuatan jalan untuk bisa menangani dampak banjir bandang.
Dia mengatakan proses pencarian korban hilang akan menggunakan bantuan anjing pelacak. BNPB juga akan mengerahkan 6 helikopter untuk penanganan di sejumlah lokasi yang terisolir.
"Untuk mempercepat proses pencarian korban akan dikerahkan SAR dog. Besok pagi mereka membawa satwa diprioritaskan di 3 lokasi yakni Lembata, Adonara, Alor," ujar Doni.
Dia mengatakan logistik dari Jakarta dan Makassar sudah tiba di NTT. Beberapa sudah didistribusikan ke Adonara, Lembata, dan Alor.
Doni melaporkan kondisi cuaca di NTT pada hari ini baik. Dia berharap kondisi cuaca akan semakin baik besok.
Diketahui, sejumlah wilayah di NTT terdampak bencana alam berupa banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan banjir pada Minggu (4/4). Kondisi ini dipicu kelahiran Siklon Tropis Seroja. Saat ini siklon tropis tersebut bergerak menjauhi Indonesia.
Simak video 'Detik-detik KMP Jatra 1 Tenggelam di NTT Dihantam Cuaca Ekstrem':