Mengenal Siklon Tropis Seroja, Namanya Cantik tapi Berbahaya

Mengenal Siklon Tropis Seroja, Namanya Cantik tapi Berbahaya

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 06 Apr 2021 17:07 WIB
Siklon Tropis Seroja Dilihat dari Satelit
Siklon Seroja (Zoom Earth)
Jakarta -

Siklon tropis Seroja melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan meninggalkan dampak yang luar biasa. Meskipun siklon tropis itu dinamai dengan nama bunga, fenomena alam ini sangat berbahaya.

Sebagaimana diketahui, siklon tropis Seroja yang menerjang NTT telah menimbulkan bencana banjir bandang hingga tanah longsor. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di NTT pada Senin (5/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menyebut, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB, total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga selama cuaca ekstrem dampak Seroja di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.

ADVERTISEMENT

"Sebanyak 2.019 kartu keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).

Raditya warga mengatakan warga mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. Menurutnya, pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa atau 1.803 KK, Lembata 958 jiwa, Rote Ndao 672 jiwa atau 153 KK, Sumba Barat 284 jiwa atau 63 KK, dan Flores Timur 256 jiwa.

Siklon tropis bernama bunga cantik ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota. Di antaranya di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Siklon Tropis Terdahsyat

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan soal 10 siklon tropis yang terjadi sejak 2008. Semua siklon tropis ini dinamai dengan nama-nama bunga. Siklon tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) sejauh ini menjadi yang terkuat.

"Di Indonesia telah tercatat sejak 2008 ada 10 tropical cyclone (siklon tropis). Namun 2008 terjadi sekali. Baru terjadi 2010. Berikutnya terjadi 2014," ujar Dwikorita dalam siaran langsung dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).

Intensitas terjadinya siklon tropis terus naik dari tahun ke tahun. Tercatat sejak 2017, siklon tropis terjadi hingga dua kali dalam setahun.

"Tapi dari sekitar dua sampai empat tahun sekali, tetapi sejak 2017 itu setiap tahun terjadi. Bahkan dalam satu tahun bisa dua kali," ungkapnya.

Dwikorita menyebut siklon Seroja inilah yang cukup dahsyat. Menurutnya, siklon seroja ini tidak lazim.

"Dan seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat. Dahsyat karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," ujarnya.

Berikut ini nama-nama siklon tropis yang mengambil nama bunga sejak 2008:

2008: Durga
2010: Anggrek
2014: Bakung
2017: Cempaka & Dahlia
2018: Flamboyan & Kenanga
2019: Lili
2020: Mangga
2021: Seroja

Alasan Siklon Tropis Memakai Nama Bunga

Pada 2018, Dwikorita menuturkan dasar penamaan siklon tropis berubah dari pewayangan menjadi nama bunga. Sebab, dijelaskan oleh Dwikorita, saat menggunakan nama Durga, muncul perbedaan persepsi di masyarakat.

"Kita gunakan nama bunga meskipun awalnya menggunakan nama wayang, Durga. Namun saat menggunakan wayang ada persepsi kurang baik di masyarakat. Ada yang anggap Durga baik, ada yang tidak," ujar Dwikorita, Rabu (28/3/2018).

Dengan digunakannya nama bunga sebagai untuk siklon tropis, ia berharap siklon tropis tak jadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Meski begitu, Dwikorita tetap mengimbau masyarakat selalu waspada.

"Secara psikologis tidak menakut-nakuti, tapi yang penting kewaspadaan," imbaunya.

Berangkat dari hal itu, Deputi Meteorologi Mulyono Prabowo menjelaskan, tak hanya nama bunga, TCWC pun telah menyiapkan nama-nama buah sebagai cadangan.

"Pada saat sidang Tropical Cyclone Commitee itu kita men-submit nama. 2008 sudah muncul sementara Durga kemudian ada perbedaan persepsi. Akhirnya kita men-submit nama bunga. Sebagai cadangannya kita siapkan nama buah," tutur Mulyono melanjutkan Dwikorita.

Berbeda dengan Indonesia, di Amerika Serikat, fenomena badai seperti ini dinamai dengan nama orang berdasarkan abjad.

Dikutip dari buku 'Segala Sesuatu tentang Bencana' yang disusun oleh Yusup Somadinata, nama-nama itu seperti badai Harvey di Texas atau badai Irma di Florida. Selanjutnya ada badai Jose, Katia, Lee, dan Maria. Semua berdasarkan urutan abjad, yakni H, I, J, K, L, dan M.

Halaman 2 dari 3
(rdp/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads