Fenomena tanah kuburan 'menggelembung' di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), betul-betul membetot perhatian banyak pihak. Lokasi tersebut tak pernah sepi didatangi warga.
Fenomena tanah kuburan meninggi itu mulai dikaitkan dengan hal mistis. Warga menganggap makam itu keramat dan melempar uang ke atas makam.
Makam tersebut berlokasi di Korong atau Kampung Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman. Di lokasi terlihat ada uang nominal Rp 2.000 hingga Rp 10 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang itu bertebaran di atas tanah kuburan yang meninggi. Warga melemparkan uang dari luar pagar pembatas makam.
"Ini sedekah saja. Mudah-mudahan memberikan manfaat dan kebaikan," kata salah satu warga asal Padang, Yuni, setelah melemparkan uang ke atas kuburan.
![]() |
Yuni mengaku datang dari Padang karena penasaran terhadap tanah kuburan yang meninggi tersebut. Dia mengatakan makam itu keramat.
"Katanya ini makam keramat," jelas Yuni.
Pengunjung lain, Upik Nur, melakukan hal serupa. Dia percaya makam tersebut punya nilai keramat.
"Saya dapat kabar dari mulut ke mulut dan datang ke sini," kata dia.
Persepsi warga bahwa makam tersebut keramat bikin geleng-geleng kepala. Wali Korong Sungai Asam, Anuar, mengaku sudah mengimbau warga agar tidak berbuat hal tersebut. Namun peringatan tersebut tak bisa membendung warga.
Bagaimana analisis lain terkait fenomena tanah kuburan menggelembung? Simak di halaman selanjutnya.
"Sejak awal kita sudah mengingatkan dan sudah melarang orang-orang berbuat seperti itu. Tapi yang namanya pengunjung, itu susah juga diawasi," kata Anuar.
Terkait fenomena kuburan menggelembung ini, penghulu suku Panyalai Sungai Asam, Ali Bujang Datuak Rangkayo Gadang, mengatakan naiknya tanah kuburan setinggi 1,5 meter di Padang Pariaman terjadi sejak 7 bulan lalu. Dia menilai tanah kuburan itu terus meninggi dari hari ke hari hingga seperti sekarang.
"Kalau ditanya kepada kemenakan (keponakan) makam ini meninggi sudah mulai sejak 7 bulan yang lalu. Tapi belum setinggi ini," kata Ali di lokasi kuburan, Rabu (31/3).
Meski sudah mengetahui kuburan meninggi, pihak suku Panyalai belum mengetahui siapa sosok yang dimakamkan di sana sehingga pihak keluarga dari jenazah yang dimakamkan di lokasi itu juga belum diketahui.
![]() |
Ahli geologi Ade Edwar bicara beberapa kemungkinan yang menyebabkan tanah kuburan tersebut meninggi. Dia mengatakan fenomena 'tanah tumbuh' yang tiba-tiba meninggi itu bukan pertama kali terjadi.
"Sepanjang patahan Sumatera, banyak 'tanah tumbuh' ini, namanya diapir. Diapir adalah penerobosan (intrusi) batuan karena perbedaan tekanan dan buoyancy. Penerobosan biasanya vertikal melibatkan batuan berdensitas rendah yang relatif mobile menerobos batuan berdensitas lebih tinggi, biasanya melalui rekahan (fracture). Diapir ini bisa di mana saja terjadi," kata Ade kepada detikcom, Jumat (26/3).
Sementara itu, ahli geofisika dari Universitas Andalas (Unand), Padang, Badrul Mustafa memaparkan sejumlah kemungkinan penyebab meningginya tanah kuburan tersebut. Namun hal pertama yang harus dipastikan, katanya, ialah sifat alami peristiwa tersebut.
Selanjutnya, kata Badrul, harus dilakukan penyelidikan secara geologi dengan cara digali satu lubang untuk menyelidiki jenis kandungan tanah tersebut.
"Bisa saja ada kemungkinan gas, karena massanya rapat, sementara bumi semakin ke bawah kian berat, tentu yang ringan akan naik ke atas melalui rekahan," ujar Badrul di Padang, Rabu (31/3), seperti dilansir Antara.
Terkait adanya kemungkinan rekahan karena gempa, ia memastikan daerah tersebut tidak dilalui oleh patahan gempa bumi. Selain itu, katanya, dapat dilakukan penyelidikan geofisika lewat metode geolistrik dengan peralatan tanpa melakukan pengeboran. Ia juga meminta masyarakat tidak mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis. Sebab, itu bisa dijelaskan dengan penelitian dan ilmu pengetahuan.