Pelaksanaan ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Denpasar dilakukan lebih sederhana di tengah pandemi COVID-19. Prosesi penciuman salib diganti dengan penghormatan salib.
"Dalam masa pandemi ini, ada beberapa sesi yang disederhanakan. Misalnya contohnya prosesi penciuman salib itu tidak ada, tapi diganti dengan penghormatan salib," Ketua Satgas Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar Vitalis Alexander di lokasi, Jumat (2/4/2021).
Penyembahan salib hanya dilakukan oleh imam yang mewakili umat. Pada saat bersamaan, umat mengikutinya dengan menyembah dengan cara membungkuk dalam keheningan. Hal ini juga berlaku sama bagi umat yang mengikuti Jumat Agung secara live streaming.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaksanaan ibadah misa Jumat Agung juga menjadi lebih cepat. Biasanya ibadah bisa berlangsung sampai dua jam. Kini diperkirakan memakan waktu hanya 1,5 jam saja untuk satu sesi.
Tak hanya itu, umat yang melakukan ibadah di gereja juga dibatasi. Pihak panitia hanya mengizinkan sebanyak 700 umat dalam satu kali sesi. Untuk diketahui, kapasitas normal Gereja Katedral Denpasar mencapai 2.500 orang.
Untuk mengatur hal tersebut, pihaknya menggunakan sistem tanda masuk. Umat di lingkungan Gereja Katedral Denpasar diminta mendaftarkan diri selama Trihari Suci.
Tanda masuk tersebut akan diberikan kepada umat melalui pihak lingkungan. Dalam tanda masuk tersebut juga sudah tercantum jam kedatangan sehingga umat bisa datang ke Gereja Katedral Denpasar sesuai dengan petunjuk tersebut.
"Hari Paskah ini masih dalam masa pandemi. Jadi kami tetap melakukan protokol kesehatan yang ada. Jadi umat yang mengikuti misa secara offline itu umat yang sehat dan tidak sakit. Kemudian ibu hamil, anak-anak, dan lansia di atas 65 tahun diharapkan bisa mengikuti misa secara streaming. Di mana dari hari Kamis, Jumat, Sabtu itu streaming-nya dilakukan dua kali, pukul 9 pagi dan pukul 6 sore," tutur Alex.
Simak juga video 'Masjid Istiqlal Sediakan Parkir bagi Jemaat Misa Jumat Agung':