Pengurus Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Brilian Armando, menceritakan kengerian setelah bom bunuh diri terjadi. Brilian menyebut ada beberapa potongan tubuh yang terlempar.
Brilian awalnya menceritakan kondisi gereja sebelum bom bunuh diri terjadi. Dia menyebut pelaku bom bunuh diri, L dan YSF, beraksi setelah beberapa kali lewat di depan gereja.
"Pelakunya tidak pakai helm kalau tidak salah. Jadi pas dia lewat ketiga kali mungkin mau paksa masuk Pak Kosmas (sekuriti gereja) tahan," kata Brillian kepada wartawan di Makassar, Kamis (1/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brillian mengaku sempat menduga bila pelaku bom bunuh diri tersebut tidak langsung masuk ke gereja karena pintu gerbang utama tidak dibuka. Ketua Panitia Pekan Suci Paskah Gereja Katedral Makassar itu menduga pelaku mencoba masuk lewat pintu samping gerbang utama.
"Pintu yang tidak dibuka itu pintu yang besar, pintu yang (kalau dibuka) lurus masuk ke dalam gereja," kata Brillian.
"Saya bisa bayangkan kalau (gerbang utama) buka, mungkin langsung dia pacco' (kebut) motornya masuk," jelas Brillian.
Brillian juga mengaku bersyukur karena sebagian besar jemaat sudah pulang saat L dan YSF mencoba menerobos masuk ke gereja. Dia mengaku tak bisa membayangkan apabila jemaat masih banyak yang belum pulang.
"Jadi sudah selesai ibadah kedua, mungkin kira-kira 10 menit setelah itu baru kejadian. Orang sebagian besar sudah pulang. Saya tidak bisa bayangkan sebagian besar pas pulang banyak orang (baru diledakkan), aduh," katanya.
Baca kengerian setelah bom bunuh diri terjadi di halaman berikutnya.
Tonton Video: Pasca-bom Makassar, 32 Terduga Teroris Ditangkap di Sejumlah Wilayah