Ke Katedral Makassar, Kepala BNPT Ungkap Propaganda Teroris di Medsos

Ke Katedral Makassar, Kepala BNPT Ungkap Propaganda Teroris di Medsos

Hermawan Mappiwali - detikNews
Kamis, 01 Apr 2021 19:12 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar bersama Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin saat meninjau ibadah Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Makassar (Hermawan/detikcom).
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar bersama Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin saat meninjau ibadah Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Makassar. (Hermawan/detikcom)
Makassar -

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar kembali meninjau Gereja Katedral, Makassar, usai bom bunuh diri pasangan suami istri. Dalam kesempatan itu, Boy menyinggung bahaya propaganda teroris ke kaum milenial melalui media sosial.

"Kami melihat banyak pemanfaatan media sosial antara lain adalah untuk menyebarkan ideologi terorisme, kekerasan, intoleran, menghalalkan segala cara," kata Boy saat meninjau proses Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Makassar, Kamis (1/4/2021).

Kali ini Boy hadir di Gereja Katedral Makassar bersama Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. Keduanya juga sempat berbincang langsung dengan perwakilan Gereja Katedral Makassar terkait proses ibadah Misa Kamis Putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Boy mengungkapkan, penyebaran radikalisme di media sosial memakai janji-janji klasik yang salah, seperti aksi bom bunuh diri dan aksi-aksi penyerangan sebagai bagian dari jihad yang dapat membuat pelakunya masuk surga.

"Ideologi yang menjanjikan seolah-olah kegiatan yang dilakukan adalah sebagai sebuah perjuangan, seolah-olah apabila berhasil melakukan aksi-aksi seperti bom bunuh diri, akan mendapatkan semacam masuk surga dan sebagainya," katanya.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, lanjut Boy, kewaspadaan di kalangan masyarakat sendiri pun perlu ditingkatkan. Dia menyebut masyarakat tak bisa hanya mengandalkan aparat semata.

"Jadi ini perlu kewaspadaan bersama, tidak bisa jika kita hanya mengandalkan peran dari aparatur negara tapi juga semua, mulai dari peran keluarga. Sehingga peristiwa yang kita lihat tidak terjadi lagi. Dan tentu kita sepakat bahwa kejahatan terorisme itu adalah musuh kita bersama," katanya.

Boy menambahkan terorisme sebagai musuh bersama juga perlu digalakkan melalui literasi digital. Hal itu perlu dimaksimalkan lantaran milenial merupakan pengguna media sosial paling dominan saat ini. Literasi digital tersebut juga dapat dilakukan untuk keperluan kontranarasi terhadap radikalisme dan terorisme.

"Sehingga bisa menjadi bahan untuk (kaum milenial) tidak terjebak. Karena kalau sudah terjebak dalam kelompok ini sulit untuk keluar. Pada akhirnya kondisi bisa seperti itu (terjadi teror)," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin, yang juga meninjau proses ibadah Misa Kamis Putih bersama Boy, mengaku prihatin atas serangkaian teror yang terjadi belakangan. Azis menyebut perlunya dukungan masyarakat terhadap BNPT dan Polri sebagai garda terdepan menghadapi terorisme.

"Pihak kepolisian dan BNPT perlu dukungan dari masyarakat dan seluruh lapisan komponen yang ada," kata Azis.

Mengenai dukungan terhadap Polri dan BNPT, Azis juga sempat menyinggung bantuan yang bisa diberikan TNI dalam menghadapi terorisme.

"Undang-undangnya sudah ada, yaitu UU Nomor 5 Tahun 2018 Pasal 25. Dalam Perpres juga mengisyaratkan dan secara konten pihak TNI dapat terlibat dalam hal penanganan pencegahan terorisme," jelas Azis.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads