Eks napi teroris (napiter) peledakan bom di McDonald's Makassar pada 2002, Mukhtar Daeng Lau, mengungkap sebab pasangan suami-istri (pasutri) terbujuk propaganda teroris dan melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Salah satunya adalah adanya kedekatan emosional dengan mentor teroris.
"Radikalisme tidak berdiri sendiri. Sebelum menjadi teroris, dia harus radikal dan radikal tentu yang saya katakan dengan mudah tersusupi paham-paham yang diinginkan mentor-mentor mereka. Mentor itulah yang punya pengaruh apalagi ada kedekatan, misalnya pernah berjasa terhadapnya," jelas Mukhtar kepada wartawan di Makassar, Selasa (30/3/2021).
Pasangan suami-istri bomber di depan Gereja Katedral Makassar, L dan YSF, sendiri disebut baru 7 bulan menikah. Keduanya dinikahkan oleh M Rizaldy (46), salah satu terduga teroris yang ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror Polri di Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Biringkanaya, Makassar, pada 6 Januari 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, secara emosional, kemudian mungkin pernah berjasa terhadapnya, makanya apa pun disuruhkan, diperintahkan, dilakukan," jelas Mukhtar.
Sehubungan dengan penggerebekan yang diwarnai penembakan terhadap Rizaldy pada beberapa waktu lalu, Mukhtar mengungkap peristiwa tersebut bisa saja menjadi bagian dari motivasi L dan YSF untuk melancarkan aksinya. Alasannya, L dan YSF punya kedekatan khusus dengan Rizaldy.
"Atau boleh jadi ketidakadilan, karena dia anggap yang lalu itu ada orang yang ditembakin, ada orang yang ditangkap sehingga dengan mudah ini pengaruh-pengaruh 'ah, kalau begini sangat tidak adil perlakuannya', itu juga salah yang memicu maka di sini negara harus hadir," jelas Mukhtar.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Yang Diungkap Polisi Usai Bom Bunuh Diri Pasutri