Bomber di Makassar Kaum Milenial, PPP Minta Moderasi Beragama Dikuatkan

Bomber di Makassar Kaum Milenial, PPP Minta Moderasi Beragama Dikuatkan

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 30 Mar 2021 07:46 WIB
Arsul Sani (Rahel/detikcom)
Foto: Arsul Sani (Rahel/detikcom)
Jakarta -

Pasangan suami istri (pasutri) pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar disebut kelahiran 1995 yang artinya masuk kelompok umur milenial. PPP mendorong pemerintah untuk membuat program moderasi beragama untuk kalangan milenial dalam mencegah aksi terorisme.

"Pasca-berlakunya UU Pemberantasan TP Terorisme baru yakni UU No. 5 Tahun 2018, BNPT menjadi leading sector dalam pencegahan terorisme. Kalau BNPT menyimpulkan situasi seperti di atas terkait perekrutan generasi milenial untuk menjadi orang-orang berpaham radikal terorisme, maka artinya Pemerintah perlu memberikan atensi yang lebih besar lagi di sektor pencegahan terorisme," kata Anggota Komisi III DPR RI fraksi PPP, Arsul Sani, kepada wartawan, Senin (29/3/2021).

Atensi yang lebih besar itu, kata Arsul, adalah koordinasi antara kementerian dan lembaga negara dalam menangani dan mencegah terorisme. Sehingga pencegahan bisa dilakukan secara maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Atensi yang lebih besar tersebut termasuk koordinasi kelembagaan dari kementerian/lembaga (K/L) terkait agar ada sinergitas dan kerja bersama yang lebih baik lagi," tutur Waketum PPP ini.

Lebih lanjut, Arsul juga mendukung dibentuknya program untuk mencegah aksi terorisme ini. Salah satunya yaitu program untuk meningkatkan paham moderasi beragama.

ADVERTISEMENT

"Dari sisi program, maka perlu seluruh K/L terkait secara bersama-sama satu bahasa dalam mengartikulasikan program moderasi beragama sebagai langkah kontra-radikalisasi," kata Arsul yang juga Wakil Ketua MPR RI ini.

Kepada mereka yang sudah terpapar paham terorisme, Arsul mendorong agar dilakukan deradikalisasi. Selain itu, juga memberikan pemberdayaan di bidang ekonomi bagi mereka yang telah menjalani deradilakisasi.

"Sementara terhadap mereka yang sudah telanjur maka juga ada satu program terpadu untuk menterjemahkan kerja deradikalisasi. Ini termasuk kebijakan pemberdayaan ekonomi bagi mereka yang pernah terpapar paham radikal terorisme," sebutnya.

Simak video 'Yang Diungkap Polisi Usai Bom Bunuh Diri Pasutri':

[Gambas:Video 20detik]



Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyebut pasangan suami istri yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan kelahiran 1995. Boy menyebut mereka merupakan kaum milenial yang terpapar virus radikalisme.

"Karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun '95, jadi inisialnya L dengan istrinya adalah termasuk tentunya kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan teroris," ucap Boy, Senin (29/3).

Boy lantas menyebut propaganda jaringan teroris saat ini menyasar kalangan anak-anak muda. Dia menyebut virus radikalisme ini tidak terasa, bahkan tidak kasatmata, tapi lama-lama dapat mengubah watak hingga perilaku toleran seseorang.

"Propaganda jaringan terorisme adalah istilahnya itu dapat saya katakan seperti 'jebakan batman' untuk anak-anak muda, karena pengaruh virus radikalismenya tidak terasa kemudian mengubah watak, mengubah perilaku yang itu sejatinya bukan jati diri bangsa Indonesia. Kita tidak seperti itu, kita dilahirkan sebagai bangsa yang toleran, menjaga persatuan di tengah keberagaman, semangat untuk hormat-menghormati, semangat untuk bertoleransi di tengah perbedaan," ujarnya.

"Virus ini hinggap di kalangan anak-anak muda tidak cepat terlihat, dia tidak kasatmata, tetapi lama-lama terasa akan ada perubahan dari perilaku," lanjut Boy.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads