Deretan Aksi Bom Bunuh Diri yang Dilakukan Pasutri, Terbaru di Makassar

Deretan Aksi Bom Bunuh Diri yang Dilakukan Pasutri, Terbaru di Makassar

Tim detikcom - detikNews
Senin, 29 Mar 2021 17:00 WIB
Sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulsel. Sejumlah petugas kepolisian pun bersiaga di area sekitar lokasi ledakan.
Lokasi bom bunuh diri di Makassar / Foto: ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE
Jakarta -

Bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dilakukan oleh pasangan suami istri. Pasutri yang menjadi pelaku bom bunuh diri bukan kali ini saja terjadi.

Terbaru, bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar terjadi pada Minggu (29/3/2021) seusai Misa Minggu Palma.

Kedua pelaku tewas di lokasi dan 20 warga terluka. Kedua pelaku merupakan seorang pasangan suami istri. Pelaku merupakan jariangan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pasutri yang memilih menjadi pelaku bom bunuh diri bukan hanya di Makassar. Pasutri bomber juga pernah ada di Surabaya dan WNI di Filipina. Berikut ini daftarnya:

1. 2 Pasutri Bom Bunuh Diri Gereja di Surabaya

Rentetan bom yang di sejumlah gereja di Surabaya pada 2018 juga dilakukan oleh JAD. Aksi ini dilakukan oleh dua pasutri.

Minggu, 13 Mei 2018, pukul 06.30 WIB, Gereja Katolik Santa Maria menjadi sasaran bom. Gereja itu terletak di Jalan Ngagel Madya 01 Surabaya. Yusuf (18) dan Firman (16) berboncengan mengendarai sepeda motor masuk ke halaman Gereja Santa Maria dan meledakkan bom yang mereka bawa. Dua pelaku dan lima masyarakat tewas.

Pukul 07.15 WIB, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jl Diponegoro Surabaya menjadi sasaran bom. Pelakunya adalah Puji Kuswati (43) yang mengajak dua putrinya berinisial Famela (9) dan Firman (12). Mereka tewas. Tak ada orang lain yang jadi korban tewas di titik ledakan ini.

Pukul 07.53 WIB, bom diledakkan oleh Dita Oepriarto (48) di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Dita menuju lokasi ini, Jl Arjuna Surabaya, usai menurunkan Puji dan kedua putrinya di GKI di Jl Diponegoro. Toyota Avanza Dita ditabrakkannya ke gereja itu. Tujuh orang tewas, plus satu pelaku yakni Dita juga tewas.

Bila ditotal, bom keluarga Dita itu menewaskan 18 orang, terdiri dari enam pelaku dan 12 masyarakat. Pada 1 Juni 2018, satu orang yang menderita luka bakar 90% akibat bom Gereja Pantekosta meninggal dunia.

Senin, 14 Mei 2018, pukul 08.50 WIB, bom meledak di Polrestabes Surabaya, Jl Sikatan. Pelakunya adalah keluarga Tri Murtiono (50) bersama istrinya Tri Ernawati (43) dan ketiga anaknya. Hanya satu anak yang tak tewas.

Kala itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap teror bom di tiga gereja di Surabaya tersebut dilakukan oleh satu keluarga. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak ini tak lepas dari jaringan JAD-JAT.

"Pertanyaan ini kelompok mana? Tidak lepas dari kelompok JAD JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia," kata Tito dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5/2018).

"Di Indonesia JAD dipimpin Aman Abdurahman yang ditahan di Mako Brimob, Kemudian kelompok pelaku satu keluarga terkait sel JAD yang ada di Surabaya. Dia ada lah ketuanya Dita ini," ungkap Tito.

Simak Video: Pengakuan Lengkap Ibu dari Wanita Bom Bunuh Diri Makassar

[Gambas:Video 20detik]



2. Pasutri Bom di Mapolres Indramayu

Pasangan suami istri (pasutri) nekat menerobos Mapolres Indramayu. Pelaku melemparkan sebuah panci berisi bahan peledak. Beruntung bom panci itu tak meledak dan menimbulkan banyak korban.

Peristiwa penyerangan tersebut terjadi pada Minggu (15/7/2018) dini hari sekitar pukul 02.35 WIB. Pasutri tersebut datang menggunakan sepeda motor matic. Gerak-gerik keduanya diketahui polisi jaga.

"Personel penjagaan Polres Indramayu lebih dulu melihat dua orang tak dikenal berboncengan hendak masuk ke arah pintu penjagaan," ujar Kabag Pensat DIv Humas Polri Kombes Yusri Yunus kepada detikcom via pesan singkat.

Pasutri tersebut melaju cepat menerobos masuk pintu yang sudah tertutup pagar. Keduanya masuk sambil mengejar anggota berseragam.

"Namun dengan sigap, serangan dari orang yang dikenal itu dapat dihindari," tutur Yusri.

Polisi pun menangkap pasutri berinisial GI dan NH tersebut.

3. Pasutri Bom Bunuh Diri di Katedral, Filipina

Polri berhasil mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jolo, Filipina. Pelaku dipastikan dua warga negara Indonesia (WNI).

"Suami-istri atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Dedi mengatakan kedua pelaku bom bunuh diri ini merupakan deportan dari Turki pada Januari 2017. Dedi menjelaskan awalnya Polri dan kepolisian Filipina hanya mengantongi hasil pemeriksaan lima tersangka bom bunuh diri yang menginformasikan pelaku diduga WNI.

"Hasil tes DNA yang dilakukan oleh aparat keamanan Filipina belum diketemukan pembandingnya. Sehingga sulit untuk mengidentifikasi siapa sebetulnya pelaku bom bunuh diri di rumah ibadah itu. Densus 88 juga telah bekerja sama dengan kepolisian Filipina, tapi belum berhasil mengidentifikasi karena dua tersangka ini masuk melalui jalur ilegal Filipina, sehingga tidak terekam dengan baik," jelas Dedi.

"Aparat keamanan kita hanya mendapatkan informasi dari lima tersangka yang ditangkap di Filipina itu kalau pelaku diduga orang Indonesia, karena dari logat bicara dan kebiasaannya seperti orang Indonesia," sambung Dedi.

Identitas kedua pasutri pelaku bom bunuh diri terungkap setelah anggota JAD Kalimantan Timur bernama Yoga dan JAD Sumatera Barat bernama Novendri ditangkap.

"Setelah dilakukan penangkapan terhadap Saudara Novendri dan Yoga di Malaysia, baru mengkait ternyata pelaku bom bunuh diri di Filipina itu adalah dua orang warga negara Indonesia," ujar Dedi.

4. Pasutri Bom Bunuh Diri di Makassar

Dua pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, yaitu L dan YSF, baru menikah sekitar 6 bulan lalu. Mereka dinikahkan tersangka teroris lain.

"Saudara L dan YSF ini beberapa bulan yang lalu, tepatnya 6 bulan lalu, dinikahkan oleh Risaldi," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Makassar, Senin (29/3/2021).

Sigit mengatakan Risaldi adalah tersangka teroris yang ditangkap pada Januari 2021. Dia merupakan kelompok JAD yang terkait dengan pengeboman Gereja di Jolo, Filipina, pada 2018.

"Risaldi yang beberapa waktu lalu telah ditangkap di Januari," ucapnya.

Sigit menuturkan tersangka L sudah meninggalkan surat wasiat untuk orang tuanya sebelum melakukan bom bunuh diri. L mengaku siap mati syahid.

"Saudara L sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tua yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap mati syahid," ungkap Sigit.

Halaman 2 dari 3
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads