Kaesang Ngefans, Ini Sederet Kritik yang Pernah Dilontarkan Fahri Hamzah

Kaesang Ngefans, Ini Sederet Kritik yang Pernah Dilontarkan Fahri Hamzah

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 28 Mar 2021 09:03 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah dan Kaesang Pangarep, Sabtu (27/3/2021).
Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Jakarta -

Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, menyebut mengidolakan atau ngefans mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Padahal Fahri Hamzah termasuk pimpinan DPR yang sering mengkritik kebijakan Presiden Jokowi.

Namun, sikap kritik itulah yang malah membuat Kaesang nge-fans. Pengakuan itu terlontar kala Fahri berkunjung ke tempat kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, yang menjabat Wali Kota Solo.

Berdiri di antara Gibran dan Fahri, Kaesang membuat pengakuan bahwa dia memang mengidolakan Fahri. Dia justru menyukai cara mantan politikus PKS itu dalam menyampaikan kritik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya suka cara-caranya beliau. Selalu kritis," kata Kaesang.

ADVERTISEMENT

Bahkan Kaesang mengaku tidak mempermasalahkan ketika Fahri sering mengkritik keras ayahnya, Presiden Joko Widodo. Menurutnya, kritik adalah hal yang wajar.

Baik Gibran maupun Kaesang mengaku tidak pernah jengkel kepada Fahri.

"Lo... kritis itu kan dibutuhkan. Jadi ya wajar. Saya lihat Pak Fahri bagus selama ini. Nggak pernah (jengkel) sama sekali," ujar dia.

"Justru nge-fans. Nggak ada yang jengkel," kata Gibran menimpali.

"Kalau jengkel saya nggak mungkin di sini," kata Kaesang disambut tawa Fahri Hamzah.

Berikut ini sederet kritik yang pernah dilontarkan Fahri Hamzah ke pemerintahan Jokowi:

1) Masalah Istilah Bilateral

Penggunaan istilah 'bilateral' yang dipakai Presiden Jokowi saat bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino pada 2019 dikritik Fahri Hamzah. Eks pimpinan DPR ini menyebut bilateral dipakai untuk konteks pertemuan dua negara.

"Setahu saya istilah bilateral itu hanya untuk negara. FIFA bukan negara kan? Wallahualam," kata Fahri lewat Twitter, Minggu, 3 November 2019.

Selain Fahri, warganet turut mengkritik istilah bilateral yang digunakan Jokowi. Mereka menyoroti posting-an Jokowi lewat kolom komentar.

Pertemuan Jokowi dengan Gianni digelar di sela-sela KTT ASEAN yang digelar di Bangkok, Thailand. Jokowi membahas penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.

2) Kartu Pra Kerja hingga Bonus Timnas

Fahri Hamzah pernah meragukan program Kartu Pra Kerja yang diluncurkan Presiden Joko Widodo. Fahri bahkan menyebut program itu hanya omong kosong.

"Dari mana dia (Jokowi) mau dapat duit? ASN dia janjikan, nggak ada. Honorer nggak angkat, subsidi kita dicabut, BPJS kita bangkrut, sudahlah, omong kosong itu," kata Fahri di Al Jazzeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Minggu, 3 Maret 2019.

Fahri lalu menyebut banyak dana yang belum diberikan Jokowi kepada masyarakat. Salah satu yang disebut Fahri adalah bantuan untuk korban bencana alam.

"Dia (Jokowi) belum bayar saja masih banyak. Saya mengirimkan tim ke daerah-daerah bencana, dia nggak bayar itu. Dia tahan, dia pakai sistem kelompok atau apa intinya dia nggak mau keluarin uang. Orang itu tinggal di tenda, orang itu tinggal di rumah bocor, kasih duitnya, itu sudah ada duitnya," ungkitnya.

Selain itu, Fahri menyebut bonus yang dijanjikan untuk timnas Indonesia yang menjuarai AFF U-22 juga bohong. Menurut Fahri, uang negara sudah habis.

"Nggak masuk akal, ini bohong, duitnya sudah habis, Sri Mulyani sudah teriak, saya tahu," ujar Fahri saat itu.

Simak kritik Fahri yang lainnya.

3) Gubernur Harus Izin Saat Nyapres

Ketika menjelang Pilpres 2019, Jokowi meneken peraturan pemerintah tentang kepala daerah yang dijadikan calon presiden/wakil presiden harus meminta izin presiden. Ketika itu, Fahri menilai peraturan itu menunjukkan Jokowi bukan seorang negarawan.

"Itu yang menandakan kalau Jokowi itu bukan negarawan. Dia politisi blek, blek," ujar Fahri di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2018.

4) Kartu Merah untuk Jokowi

Fahri Hamzah mengkritik pemerintahan Jokowi-JK dengan mengeluarkan kartu merah. Menurut Fahri, pemerintah sudah kehilangan arah.

"Ada angkat kartu kuning. Saya sudah ada kartunya (merah)," kata Fahri dalam acara musyawarah kerja Nasional I Alumni KAMMI bertema 'Arah Baru Indonesia' di Royal Hotel Kuningan, Jalan Kuningan Persada, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2018.

"Lihat saja, kalau salah arah, pemain dikeluarin semua saja," imbuh Wakil Ketua DPR ini.

5) Fahri Kritik Komunikasi Pemerintahan Jokowi

Fahri mengkritik Presiden Jokowi yang berkali-kali menyinggung komunikasi publik dalam rapat terbatas bersama menteri membahas soal Covid-19. Fahri menilai komunikasi pemerintah amburadul.

"Terkait dengan komunikasi publik presiden, memang harus diakui bahwa sejak awal manajemen, komunikasi presiden tidak didesain untuk mendekati persoalan secara sistemik. Dari hulu sampai ke hilir, dari akar persoalan sampai ke ujung persoalan," kata Fahri Hamzah kepada wartawan, Senin (19/10/2020).

Fahri Hamzah mengistilahkan komunikasi pemerintah saat ini bak pemadam kebakaran. Pemerintah dinilai baru mencerahkan masyarakat ketika isu itu menjadi liar dan timbul gejolak.

"Saya lebih memberi nama kepada pola komunikasi presiden sebagai gerakan pemadaman kebakaran. Karena ujungnya itu adalah ketar-ketir di ujung. Ketika masalah sudah menjadi salah paham dan menjadi misleading, baru kemudian semuanya ingin turun tangan membuat pembelaan yang akarnya itu tidak ada," kata Fahri.

Simak kritik Fahri lainnya di halaman selanjutnya.


6) Fahri Kritik Kebijakan Pulsa Gratis Mendikbud

Tak hanya Presiden Jokowi, Menteri Jokowi pun mendapat kritik dari Fahri. Salah satunya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Fahri mengkritik Nadiem Makarim terkait rencana pemberian pulsa gratis untuk menunjang pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi COVID-19. Fahri Hamzah meminta Nadiem sedikit cerdas dalam membuat kebijakan.

"Daripada sampeyan sibuk beli gadget dan pulsa, mendingan wajibkan semua TV untuk menyiarkan acara pendidikan sampai 50%. Layar TV sudah ada di rumah penduduk tapi siarannya alamakkkk! Ayolah cerdas dikit napa bikin kebijakan. @jokowi," kata Fahri Hamzah di Twitter-nya, Kamis (10/9/2020).

Fahri Hamzah menyebut saat ini banyak tersedia TV lokal. Konten-konten pendidikan pun, katanya, ada di YouTube hingga bisa dicari di Google.

"Daring kan juga bisa pakai studio TV lokal. Adalah caranya. Masak sih kita kehabisan akal. Maksud saya, ini krisis kan krisis tapi TV TV nggak kelihatan ada krisis kok. Ajarin rakyat dong ini revolusi mental kan," kata Fahri Hamzah.


7) Fahri Hamzah Kritik Soal Pembangunan Tol-bandara

Fahri Hamzah juga pernah mengkritik pembangunan tol dan bandara yang dimasifkan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla. Dia menilai Jokowi mengabaikan pembangunan 5.00 puskesmas yang sudah dijanjikan demi membangun tol.

"Gara-gara kita membangun tol itu, kita mengorbankan 5.000 puskesmas yang sudah dijanjikan Pak Jokowi dan semua janji lainnya yang begitu banyak, termasuk buyback Indosat dan sebagainya, itu supaya kita mengontrol industri seluler kita. Nggak dilakukan," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018.

"Mengapa? Karena uangnya habis untuk di tempat lain. (Di tol) ya kayak gitu-gitulah," imbuh Fahri.

Halaman 2 dari 4
(aik/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads