Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta mendorong sekolah tatap muka segera dilaksanakan di Ibu Kota. NasDem berharap Pemprov DKI tidak menunda-nunda pembukaan sekolah.
"Seharusnya pemerintah daerah bisa menyesuaikan atau mengikuti penyesuaian kebijakan. Memang kewenangan ada di pemerintah daerah, tapi kan kita bisa melihat dari rujukan yang sudah dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pak Nadiem Makarim. Sebenarnya sejak Januari sudah dibolehkan tatap muka di 2021, karena memang pandemi ini melewati cukup lama dan juga klaim dari Pemprov DKI Jakarta COVID turun drastis. Jadi semakin landailah," kata Bendahara Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Ahmad Lukman Jupiter kepada wartawan, Sabtu (20/3/2021).
Jupiter menyinggung Pemprov DKI yang berencana memberikan izin operasional pada tempat hiburan malam. Pembelajaran tatap muka, kata Jupiter sudah bisa dilaksanakan, sebab guru sudah mulai menerima vaksin COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sudah bulan Maret dan Pemprov juga sudah memberikan angin segar kepada pengusaha hiburan malam bahwa sudah boleh untuk membuka seperti diskotek, tempat karaoke, sebenarnya apalagi sekolah tatap muka menurut saya untuk saat ini apalagi guru-guru sudah mulai divaksin semua menurut saya sudah pantas untuk dilakukan proses pembelajaran secara tatap muka," jelasnya.
Menurut Jupiter, sekolah jarak jauh saat ini banyak menimbulkan dampak negatif bagi siswa. Dia mengaku juga menerima keluhan dari orang tua siswa.
"Jadi Pemprov nggak perlu harus menunda-nunda terlalu lama harus mengkaji lagi, karena lebih banyak efek negatifnya. Mereka belajar secara daring pun mereka nggak mudah mengerti, juga kena radiasi handphone itu juga tidak baik ya untuk anak-anak dan ketiga banyak orang tua murid mengeluh dan kebanyakan masyarakat kecil mereka tidak memiliki handphone yang kualitas yang bagus," jelasnya.
"Mereka nggak akan fokus dan konsen menerima apa yang diajarkan secara online. Sekarang ini pemerintah bisa melihat rujukannya, tempat hiburan malam sudah mulai dibuka ya sekolah juga sudah haruslah. Toh juga anak-anak ketika datang ke sekolah pengecekan suhu dilakukan, kedua juga sering-sering gurunya mengajak siswanya untuk cuci tangan pakai sabun, ya sering diperhatikanlah. Saya rasa nggak ada masalah untuk dibuka sekolah untuk sekarang ini. Memang waktunya sudah tepat," sambungnya.
Lebih lanjut, Jupiter meminta agar Dinas Pendidikan segera mengambil keputusan mengenai sekolah tatap muka. Dia berharap agar sekolah diarahkan untuk melakukan persiapan sarana dan prasarana untuk belajar tatap muka.
"Kalau itu tentu sekolah sudah siap sekali untuk mempersiapkan handsatizer, wastafel, itu mereka sangat siap. Hanya saja sekolah mereka justru menunggu keputusan dari Pemprov. Di sini saya ingin kepala Dinas Pendidikan harus lebih cepat dalam mengambil keputusan apalagi sudah ada rujukan dari Menteri Pendidikan," jelas Jupiter.
Simak video 'Nadiem Khawatir Pernikahan Dini Naik Jika Tak Mulai Belajar Tatap Muka':
Jupiter kembali menegaskan bahwa sudah saatnya Pemprov DKI mengizinkan sekolah tatap muka. Dia mengatakan siswa sudah cukup lama belajar jarak jauh.
"Menurut saya ini nggak usah ditunda-tunda lagilah. Ini sudah cukup lama ini. Sudah cukup lama ditunda mau sampai kapan. Apalagi, masak tempat hiburan malam sudah dibolehkan buka sekolah masih belum? Kalau tempat hiburan malam justru bersentuhannya lebih rentan pasti akan bersentuhan. Dan mereka (siswa) duduknya sendiri," tandasnya.
"Pembelajaran tatap muka sudah boleh dipertimbangkan untuk segera bisa dimulai di sekolah meski begitu, pengawasan juga harus tetap dilakukan selama pembelajaran tatap muka di sekolah," sambungnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya merencanakan sekitar 100 sekolah menjadi pilot project pembelajaran tatap muka di masa pandemi COVID-19. Riza Patria menyatakan sekolah yang akan ditunjuk terdiri dari berbagai jenjang pendidikan.
"Nanti kita lihat, bisa sampai 50 sekolah bahkan mungkin bisa lebih dari sekolah yang ada di Jakarta, bisa mungkin sampai 100. Kita lihat berapa, nanti konfigurasinya mewakili wilayah dari SD sampai SMA, bahkan tersebar di seluruh Jakarta percontohan," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jumat malam (19/3/2021).
Riza menyebut pihaknya memahami keinginan pemerintah pusat untuk membuka sekolah usai vaksinasi COVID-19 selesai. Untuk itu, Pemprov DKI akan meneliti sambil menyesuaikan dengan perkembangan kasus COVID-19 di Ibu Kota.
"Sampai saat ini dimungkinkan dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat melalui Kemendikbud, namun demikian DKI masih lakukan pengkajian pencermatan, penelitian dan sebagainya. Apakah nanti di buka atau tidak nanti kita lihat. Ini kan masih bulan Juli, masih ada waktu cukup. Kita syukur corona turun, (penyuntikan) vaksin naik. Mudah-mudahan pada waktunya nanti ada peningkatan signifikan vaksin, ada penurunan signifikan COVID, semoga bisa ambil solusi terbaik sehingga ke depan dimungkinkan tatap muka," ucapnya.