Tarif layanan screening COVID-19 dengan GeNose di stasiun kereta api akan mengalami kenaikan menjadi Rp 30 ribu dari harga semula Rp 20 ribu. Partai Demokrat (PD) meminta Kementerian Perhubungan bergerak.
"Saya meminta Kemenhub menegur dan meminta manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar membatalkan kebijakan kenaikan tarif GeNose di semua stasiun kereta api," kata Wasekjen Partai Demokrat Irwan kepada wartawan, Jumat (19/3/2021).
Anggota Komisi V DPR RI menilai PT KAI jangan memanfaatkan kebijakan pemerintah yang tak melarang mudik dengan menaikkan tarif GeNose di stasiun. Irwan menyinggung curi kesempatan ini sebagai 'jebakan Batman'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Manajemen KAI jangan terkesan memanfaatkan kebijakan pemerintah yang tidak melarang mudik Lebaran. Itu namanya memanfaatkan (kesempatan) dalam kesempitan. Seperti jebakan Batman bagi rakyat," ujarnya.
PT KAI, menurut Irwan, sebaiknya menyediakan fasilitas screening COVID-19 yang terjangkau oleh seluruh kalangan. Kenaikan tarif GeNose, kata Irwan, justru memberatkan kalangan kelas bawah.
"Harusnya justru bisa antisipasi lonjakan penumpang dengan penyediaan fasilitas pengujian COVID-19 yang terjangkau dan akurat di setiap jaringan transportasi dan tidak kemudian memberatkan rakyat kecil dengan menaikkan tarif GeNose secara sepihak. Dengarkan suara dan kehendak rakyat sebagai pengguna kereta api," ucap Irwan.
"Saya meminta Kementerian Perhubungan memperhatikan isu-isu strategis terkait keselamatan, keamanan, dan kualitas pelayanan transportasi pasca-kebijakan boleh mudik Lebaran ini," sambungnya.
Irwan juga mengingatkan agar adanya peningkatan koordinasi layanan GeNose di stasiun-stasiun. Hal itu, kata Irwan, untuk menjaga pengawasan protokol kesehatan bagi masyarakat yang hendak bepergian jarak jauh.
"Bagaimana pemerintah antisipasi lonjakan penumpang dan konsistensi pengawasan protokol kesehatan. Agar terus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait mengenai penyediaan fasilitas pengujian COVID-19 yang terjangkau dan akurat di setiap jaringan transportasi dan juga mendorong penggunaan GeNose Test COVID-19 di setiap simpul transportasi massal dan berkoordinasi dengan instansi yang terkait," imbuhnya.
Simak video 'MUI Terima Alat Tes COVID-19 GeNose dari Kemenristek':
Baca penjelasan KAI di halaman selanjutnya.
Kenaikan tarif tes GeNose menjadi Rp 30 ribu sebelumnya juga menuai kritik. Direktur Utama (Dirut) PT KAI Didiek Hartantyo menyebut kenaikan harga GeNose adalah bentuk penyesuaian demi keberlangsungan tes tersebut.
"Jadi waktu soft launching kan Rp 20 ribu. Nah, ini untuk keberlangsungan terus perlu di-adjust (penyesuaian) jadi Rp 30 ribu," ujar Didiek saat ditemui di Stasiun Gambir, Jumat (19/3).
Didiek mengungkapkan kenaikan harga GeNose menjadi kebijakan dari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Dia meyakini GeNose akan tetap menjadi tes COVID-19 yang paling diminati masyarakat.
"Itu kebijakan Pak Menteri, ya. Intinya, kita akan terus lakukan transportasi dengan prokes ketat. Ini diminati masyarakat, karena mudah, cepat, nggak sakit, dan lebih terjangkau," tukasnya.