Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) me-launching alat penghancur jarum suntik guna menghindari adanya limbah jarum suntik bekas vaksinasi di Indonesia. Alat ini rencananya akan disebarkan di setiap faskes (fasilitas kesehatan) yang melaksanakan vaksinasi.
"Jadi alat penghancur jarum suntik itu diciptakan oleh peneliti LIPI dalam rangka menangani masalah limbah jarum suntik yang ada di faskes-faskes dan terutama di masa vaksinasi pandemi ini, 360 juta jarum suntik akan digunakan," kata Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Dr Agus Haryono di gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/3/2021).
"Sehingga alat penghancur jarum suntik ini diharapkan bisa membantu menangani limbah jarum suntik pada saat vaksinasi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat penghancur jarum suntik ini diproduksi atas kerja sama LIPI dengan PT Gerlink Utama Mandiri. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga sudah memberikan rekomendasi sehingga limbah logam yang dihasilkan dari jarum suntik bisa dimanfaatkan untuk industri logam.
"KLHK sudah memberikan rekomendasi bahwa limbah logam yang dihasilkan dari penghancuran jarum suntik ini tidak tergolong B3, jadi bisa dimanfaatkan untuk industri logam lainnya," jelas Agus.
![]() |
Sebelumnya, alat penghancur jarum suntik itu sudah diproduksi dan diperjualbelikan pada generasi pertamanya. Pada generasi kedua ini yang baru diuji coba, akan diserahkan ke beberapa dinas kesehatan sehingga nantinya akan ada masukan untuk proses yang maksimal.
"Saat ini kita sudah memproduksi untuk generasi satu, sudah cukup lama kita perjualbelikan dan kita memperbaiki dengan generasi kedua ya. Dan kita sudah bekerja sama dengan PT Gerlink tadi sudah ditandatangani perjanjian lisensinya, diharapkan nanti produksinya bisa meningkat. Karena produksinya baru uji coba, jadi kita serahkan ke beberapa dinas kesehatan dan kita mendapatkan feedback atau masukan-masukan," ujarnya.
Agus mengatakan alat ini juga akan diberi surat izin edar dari Kementerian Kesehatan sehingga bisa diproduksi lebih banyak. Satu alat saja, katanya, bisa menghancurkan ribuan jarum suntik.
"Kita bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kemenkes akan memberikan rekomendasi alat penghancur jarum suntik ini untuk vaksinasi. Diharapkan, dari rekomendasi tersebut, nanti jumlah produksinya akan meningkat. Kalau sekarang jumlah produksi disesuaikan dengan jumlah kebutuhan di lapangan," katanya.
"Dari penelitian LIPI, satu alat ini bisa menghancurkan sampai 5.000 jarum suntik. Jadi kalau 180 juta, jadi tinggal dibagi 5.000 saja. Jadi kalau misalkan hari ini ada 1.900 orang yang divaksin, itu satu alat sudah cukup," sambungnya.
Dirut PT Gerlink Utama Mandiri Ghozalfan Farabi Basarah menjelaskan penghancuran jarum suntik ini menggunakan sistem elektroda. Targetnya, setelah izin dari Kemenkes sudah keluar, alat ini akan diproduksi sebanyak 200 unit dalam satu bulan.
"Ya sebenarnya alat penghancur jarum suntik ini sederhana ya, jadi intinya adalah kita untuk menghancurkan si jarum suntiknya yang telah infeksius. Dari jarum suntik itu kita hancurkan menggunakan sistem elektroda. Jadi ketika jarum suntik sudah dimasukkan ke dalam ininya, tinggal kita tarik si elektroda ke atas, sehingga dia hancur," kata Ghozalfan.
"Diusahakan secepatnya, target kami sebenarnya kira-kira dalam dua minggu atau tiga minggu ini, izin dari Kemenkes keluar setelah keluar izin dari Kemenkes kita akan produksi massal. Target untuk produksi masal ini harapan kita bisa sampai 200 unit per bulan, mudah-mudahan nanti kalau bisa kita lebih lagi, kita sesuaikan dengan permintaan dan request dari pasar," tambahnya.
Simak juga 'Seorang Pegawai BUMD Polman Takut Jarum Suntik Vaksin, Begini Reaksinya':