Polisi Ungkap Kekerasan di Balik Mahasiswa Bone Tewas Usai Diksar Mapala

Polisi Ungkap Kekerasan di Balik Mahasiswa Bone Tewas Usai Diksar Mapala

Hermawan Mappiwali - detikNews
Rabu, 17 Mar 2021 11:13 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Ilustrasi garis polisi (Foto: Thinkstock)
Makassar -

Tewasnya mahasiswa bernama Irsan (19) usai mengikuti kegiatan pendidikan dasar (diksar) mahasiswa pencinta alam (mapala) di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), disebut karena kekerasan fisik di area vital korban. Kekerasan itu di antaranya tendangan ke perut.

Kasat Reskrim Polres Bone AKP Ardy Yusuf mengatakan berbagai kekerasan tersebut tak hanya dialami korban seorang. Hal serupa juga menimpa peserta lainnya.

"Beberapa senior selaku pendamping kegiatan tersebut melakukan kekerasan fisik kepada semua peserta Diksar berupa pukulan pada bagian perut, menampar, menendang, menyuruh merayap dan jalan bebek," kata Ardy kepada detikcom, Rabu (17/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kejadian tersebut, polisi kini memeriksa sejumlah pendamping kegiatan untuk mengungkap siapa pelaku kekerasan terhadap korban.

"(Sebanyak) 18 orang panitia dan beberapa peserta sudah dimintai keterangan," sebut Ardy.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, korban mengikuti Diksar Mapala Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone selama tujuh hari. Kekerasan itu kemudian diduga masih membekas oleh korban karena langsung kesakitan tak lama setelah pulang ke rumahnya, Sabtu (13/3).

Korban sempat dirawat selama 2 hari di rumahnya. Namun, pada Senin (15/3), kondisi korban tak kunjung membaik hingga dibawa ke rumah sakit.

"Korban mengeluhkan rasa sakit dan nyeri pada perut sehingga keluarga korban melarikan korban ke Rumah Sakit M. Yasin Watampone untuk perawatan medis di mana tepatnya pada tanggal 15 Maret 2021 korban meninggal dunia," pungkas Ardy.

(hmw/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads