.webp)
Dirut RS Ummi Bogor Andi Tatat mengirimkan surat kepada Jaksa Agung untuk meminta kasusnya di-deponering atau dikesampingkan. Diketahui hari ini Andi Tatat menjalani sidang kasus swab test di PN Jaktim.
"Surat ini kami tujukan kepada Jaksa Agung, kepada Jampidum, kepada JPU, berkaitan dengan deponering kasus ini. Ini kami bawa dan kami tunjukkan kepada majelis," kata pengacara Andi Taat dalam sidang di PN Jaktim, Selasa (16/3/2021).
Hakim mempersilakan kuasa hukum Andi Tatat memperlihatkan surat itu ke majelis. Majelis pun mempersilakan pihak JPU melihat surat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melihat surat permohonan itu jaksa mengatakan surat itu masih dalam proses. Pihaknya belum dapat berkomentar terkait surat tersebut.
"Yang Mulia majelis hakim jadi setelah kami lihat surat permohonan tadi kami sudah membaca namun surat itu masih dalam proses di tempat kami, kami telaah dulu karena untuk menjawab perihal permohonan itu tentunya harus kami analisa dulu kemudian kami laporkan sesuai mekanisme internal kami," ujar jaksa.
Merespons hal itu, hakim mempersilakan JPU untuk membacakan dakwaan. Sebab, permohonan surat itu tidak mengganggu persidangan.
"Baiklah sudah dijawab, masih dalam proses itu tidak mengganggu proses jalannya sidang hari ini," ujar hakim.
Diketahui, kasus RS Ummi terkait tes swab Habib Rizieq bermula saat Andi Tatat dilaporkan ke polisi. Andi Tatat dilaporkan Satgas COVID-19 Kota Bogor dengan laporan bernomor LP/650/XI/2020/JBR/POLRESTA BOGOR KOTA tertanggal 28 November 2020.
Andi Tatat dilaporkan karena dinilai menghalang-halangi upaya satgas melakukan swab test terhadap Habib Rizieq. Saat Satgas hendak melakukan tes swab, Habib Rizieq sedang menjalani perawatan di RS Ummi Bogor.
(yld/dhn)
