Perjuangan dalam memastikan layanan terbaik bagi setiap nasabah bank tak membuat Agus Kharir (30) mudah menyerah. Pria yang bekerja sebagai mantri salah satu bank ini rela untuk menghadapi setiap tantangan dan rintangan yang ada di depan matanya.
Agus yang sudah bertahun-tahun melayani masyarakat di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak ini punya cerita sendiri dalam memastikan layanan yang terbaik bagi setiap nasabahnya. Bekerja di salah satu unit Bank BRI yaitu unit Wedung, Agus memiliki tugas untuk memberikan bantuan dan juga menawarkan KUR untuk UMKM yang ada di wilayahnya.
Asam garam kehidupan selama menjadi mantri sudah pernah ia rasakan terus menerus. Namun, yang menjadi tantangan bagi dirinya selama menjadi mantri di BRI adalah wilayah kerjanya yang kerap dilanda banjir rob.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air rob tersebut terjadi di Desa Morodemak, Kecamatan Bonang yang memang sudah menjadi makanan sehari-sehari bagi warga sekitar.. Ini terjadi akibat tanah yang terus menurun dan juga abrasi yang menyerang sebagian wilayah Demak.
Warga pun memilih untuk tetap tinggal di rumahnya walau banjir rob terus terjadi dengan cara meninggikan posisi rumahnya sekitar 1 meter. Sebagian warga juga memilih untuk mengungsi ke rumah kerabatnya yang tak tergenang bila terjadi rob.
Memang ketika sedang surut, air rob yang menggenangi wilayah tersebut hanya setinggi satu ban motor besar. Namun ketika sudah tinggi, air rob dapat setinggi 1,5 meter.
![]() |
Seperti itulah kondisi lapangan yang kerap didatangi oleh Agus setiap harinya. Salah satu pengalaman yang pernah ia alami baru-baru ini adalah ketika sedang melakukan survey UMKM di Desa Morodemak.
Ia bercerita, pada awalnya berangkat menuju wilayah Morodemak pada pukul 11 siang, namun karena harus mencari-mencari nasabah potensial akhirnya ia baru selesai pukul 4 sore. Naas, air rob pun sudah mulai tinggi dan dirinya tak bisa kembali ke rumah.
"Saya tidak tau tiba-tiba ada rob besar sampai 4 jam, sempat surut tapi saya ragu untuk kembali ke tempat aman. Eh tiba-tiba ada rob lagi, akhirnya saya sampai jam 4 pagi tertahan di Morodemak dan tidur di masjid di daerah sana untuk menunggu surut," ungkap Agus kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Dalam melakukan tugasnya, Agus tak pantang menyerah dalam memberikan layanan kepada nasabah yang ada di Morodemak. Menurut Agus, dirinya dan juga 9 mantrinya yang ada di BRI Unit Wedung bekerja setulus hati.
![]() |
Agus juga mempunyai mimpi untuk merubah mindset warga pedalaman yang saat ini dinilai terlalu konsumtif. Menurutnya, edukasi sangatlah penting untuk memberikan insight bagi para masyarakat pedalaman khususnya nelayan untuk menabung agar desa tetap berkembang maju dan modern.
"Saya di situ mengubah budaya lama seperti ketika punya uang itu tidak ditabung tapi dihamburkan, dibelikan motor, kapal, tambak, tapi tidak punya tabungan, saya jemput bola lah untuk mengedukasi untuk menabung," tuturnya.
Agus mengatakan ia juga kerap memberikan edukasi kepada para nelayan dalam manajemen keuangan. Ia mencontohkan sekiranya seorang nelayan mendapatkan penghasilan Rp 500.000 - Rp 600.000, seharusnya 50%nya dimasukan ke dalam tabungan.
"Saya edukasi misal ada penghasilan 100% itu 50%-nya harus ditabung dan saya sarankan untuk menabung di BRI. Itu saya suruh untuk 50%nya ditabung untuk digunakan kebutuhan darurat, bukan malah menjadi konsumtif," jelasnya.
Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Demak Muhammad Nizar mengatakan mantri seperti Agus Kharir merupakan pahlawan ekonomi yang membantu klaster-klaster tertentu agar ekonominya tetap berjalan.
"Lah kalau terputus ekonominya, tidak dibantu, terus bagaimana nasib desa itu? Makanya mereka sudah pasti dengan segala persiapan, ada yang pakai trail, motor, perahu, karena dia berkewajiban untuk desa itu," pungkasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(akn/ega)