Akhir-akhir ini muncul wacana peraturan bagi pesepeda yang keluar dari lajur sepeda permanen Sudirman-Thamrin akan dikenai sanksi tilang. Kebanyakan dari mereka yang keluar lajur sepeda adalah pengguna sepeda balap atau road bike.
Teramati di Jl Jenderal Sudirman-MH Thamrin, Jakarta, laju road bike memang cenderung lebih cepat ketimbang sepeda jenis lainnya. Kadang-kadang kecepatan road bike menyamai kecepatan sepeda motor.
Salah satu road biker bernama Faisal (29) menjelaskan menggunakan jalur sepeda di Jl Jenderal Sudirman-MH Thamrin bila ingin bersantai. Namun, jika ingin gowes bersama kawan road biker-nya, istilahnya 'peletonan', Faisal memilih di luar jalur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kalau santai enak di jalur sepeda ini, tapi kalau buat kayak peleton barengan, enakan di luar jalur. Ya karena kan kalau peleton biasanya cepat (lajunya) kan. Jadi kalau yang jalur sepeda, biasa banyak seli (sepeda lipat), jadi agak terhalang, jadi agak lambat gitu," ujar Faisal saat ditemui di lokasi, Sabtu (13/3/2021).
Dengan itu, Faisal menyarankan road biker yang ingin peletonan untuk gowes di tempat lain. Menurutnya, jalur sepeda Sudirman-Thamrin ini memang diwajibkan untuk masuk ke jalur.
![]() |
"Sebenarnya, kalau buat yang di jalur Sudirman ini lebih baik menurut saya benar pakai jalur sepeda ini. Karena kalau pengin kenceng atau peletonan gitu, mending di tempat lain, bukan di sini. Karena harus berbagi sama pengendara lain ya atau pengguna jalan lainlah," ujarnya.
Selain itu, ada road biker Denny (27) yang juga memilih menempuh jalan di luar lajur sepeda. Menurutnya, sepeda balap memiliki kecepatan di atas peraturan pada jalur sepeda.
"Saya lebih senang di luar jalur sih. Karena kalau di dalam jalur itu kan sempit dan kalau dilihat itu kan speed-nya cuma 25 km/jam ya. Sedangkan kalau untuk road bike bisa sampai 30 km/jam ke atas," ujar Denny.
Selanjutnya, harapan perbaikan lajur sepeda:
Simak video 'Pemobil Tabrak Pesepeda di Bundaran HI, Polisi Turun Tangan':
Sepeda road bike memang didesain untuk melaju kencang di aspal jalanan. Rodanya ukuran 700c, ban cenderung tipis saja sekitar ukuran 23-28 mm. Rangka road bike modern bahkan berbentuk aerodinamis.
"Memang ini geometri sepedanya sih (cepat), karena kan memang untuk speed ya, kecuali kalau MTB atau sepeda lipat kan lebih lambat. Jadi mereka bisa di jalur," sambungnya.
Denny menyarankan jalur sepeda ini untuk diperbaiki lagi, khususnya untuk road biker. Dia berharap lajur sepeda bisa diperlebar atau disediakan jalur khusus untuk para road biker.
"(Lajur sepeda) kalau untuk yang commuter oke. Tapi kalau misalkan untuk road bike ya harus ada jalur khusus ya atau nggak diperlebar," kata Denny.
![]() |
Road biker lainnya, Azan (35), berpendapat sama, yakni lebih suka di luar jalur. Hal itu dikarenakan sepeda balap memang memiliki kecepatan di atas 30 km/jam.
"Lebih suka di luar jalur, karena di atas 30 km/jam dibolehin, untuk di luar jalur. Tapi seli (sepeda lipat) atau city bike, urban bike di dalam (jalur) kali ya. Saya sih (biasanya) 35 km/jam atau 40, jadi pada di luar. Toh kecepatannya mirip-mirip sepeda motor, kan," ujar Azan.
![]() |
Azan menyarankan agar pemerintah membuat jalur sepeda seperti di Bangkok, Thailand. Dengan itu, para road biker bisa melancarkan kegiatannya tanpa ada hambatan.
"Kayak di Thailand aja di Bangkok tuh di airport-nya, di sekitarnya tuh ada jalur sepeda gede banget, kayak 8 jalur. Terus satu keliling bisa 40 km, dibikin gitu aja," ujarnya.