Kepala Bamkostra DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putera mempertanyakan kartu tanda anggota (KTA) PD milik Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Herzaky meminta Moeldoko tidak mengaku-ngaku sebagai kader PD.
"Nih, kalau KTA tuh begini bentuknya, ada nomor anggotanya. Ada juga yang tanda tangan ketua umumnya. Lah sekarang saya mau tanya Bapak Moeldoko, itu nomor KTA-nya berapa? Yang tanda tangan siapa? Ya kalau nggak punya beginian namanya anggota abal-abal, jangan ngaku-ngaku," ujar Herzaky sambil menunjukkan KTA Demokrat miliknya, di DPP PD, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).
Herzaky menilai wajar jika Demokrat menjadi rebutan. Sebab, menurutnya, nama partai berlambang mirip logo Mercy itu sedang naik karena aktif membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tahu memang Partai Demokrat ini seksi banget, karena lagi naik banget di mata masyarakat, karena kita sangat aktif nih dalam membantu pemerintah ya, dalam membantu masyarakat yang terdampak pandemi ini dan juga bencana," sebut Herzaky.
"Sehingga mungkin tentu ada pihak-pihak luar, oknum kekuasaan yang ingin mengambil jalan pintas menjadi ketua umum partai politik dengan mengambil partai yang sudah bagus. Nah ini yang menjadi masalah besarnya di kita adalah karena ada oknum-oknum kekuasaan ini nih yang terlibat di dalamnya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Herzaky menyebut peserta acara yang diklaim KLB Demokrat hanya masyarakat kecil jika tidak ada peran Moeldoko. Dia meyakini untuk mengumpulkan orang agar datang ke acara yang diklaim KLB membutuhkan uang yang tidak sedikit.
"Kalau nggak ada (Moeldoko), ini hanya rakyat-rakyat kecil. Kebayang dong bisa datangi 400 orang, ya nggak. Tiketnya berapa, hotelnya berapa, transpornya berapa. Kemudian masing-masing dijanjikan Rp 100 juta. Berapa itu duitnya," tutur Herzaky.
Sebelumnya, kubu KLB menyinggung masuknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke PD. Baca di halaman berikutnya.
Lihat juga Video "Partai Demokrat se-Solo: Lawan KLB Ilegal yang Dilakukan Moeldoko!":