Tim Patroli Yonif Raider 715/Motuliato menemukan tempat yang diduga kuat menjadi lokasi persembunyian kelompok kriminal bersenjata (KKB) berupa gua dan rumah pohon yang dipakai sebagai pos tinjau. TNI menyatakan pihaknya bukan yang sekali menemukan tempat persembunyian ini.
"Selain tergolong kriminal, aksi front bersenjata OPM ini sudah tergolong aksi terorisme dengan taktik gerilya," kata Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam keterangannya, Rabu (10/3/2021).
Gua dan rumah pohon tersebut ditemukan di Distrik Sugapa, Mimika, Papua, pada Selasa (9/3) kemarin. Pada foto pertama, terlihat ada bambu yang disusun memanjang di mulut gua sehingga susunan bambu tersebut difungsikan sebagai kanopi mulut gua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara pada foto kedua, terlihat ada tali atau sejenis batang atau akar yang dipakai untuk menghubungkan dua pohon yang berdekatan. Simpul dari tali tersebut diduga dipakai sebagai pos tinjau KKB.
![]() |
Kolonel Suriastawa mengatakan penemuan ini menegaskan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) menggunakan taktik gerilya.
Dia mengatakan taktik gerilya KSB di kampung, hutan, dan gunung Papua memiliki kemiripan dengan aksi kelompok teroris MIT di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Mereka bersembunyi di gua dan menempatkan pos tinjau di pohon-pohon, untuk mengamankan dirinya dari kejaran TNI-Polri.
"Apabila merasa kuat, mereka akan menyerang pos TNI-Polri yang dianggap lengah, lari ke kampung untuk menjadikan warga sebagai tameng hidup dan mendapatkan logistik dari warga masyarakat," jelasnya.
Selain melakukan penyerangan kepada aparat TNI-Polri menggunakan senjata api, KKB juga membangun opini-opini di dunia maya. Kolonel Suriastawa mengatakan KKB kerap memutarbalikkan fakta lewat media sosial (medsos), termasuk soal peristiwa warga mengungsi karena takut aksi KKSB.
"Front politik dan klandestin lah yang membuat berita di media bahwa warga masyarakat mengungsi karena intimidasi TNI-Polri," ujarnya.
Dia menambahkan, KKB pun sering memanfaatkan akun-akun yang memiliki banyak banyak pengikut (followers) agar isu yang mereka sebarkan viral di berbagai platform medsos. Tak jarang, berita bohong ini dilengkapi dengan foto-foto lama atau dari kejadian lain hanya untuk mendapatkan framing.
"Begitulah kerja sama antar front OPM, yaitu front bersenjata (KSB), front klandestin, dan front politik, baik dalam maupun luar negeri," kata dia.
Dia pun menegaskan kembali bahwa berbagai profesi ada di front klandestin ini. "Bisa apa saja, namanya juga klandestin, profesinya lain tapi mendukung OPM, main dua kaki," pungkas Kolonel Suriastawa.
Lihat juga Video: 18 Kasus Teror Dilakukan KKSB Sepanjang Februari 2021