Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan Pancasila adalah pondasi kuat warisan para Bapak Bangsa. Menurutnya, Pancasila sebagai penjaga eksistensi negara Indonesia sejak awal merdeka hingga masa kini.
Ia melanjutkan, pondasi yang ditanamkan tak main-main, karena telah melalui pemikiran, diskusi, dan perdebatan. Sehingga walaupun Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Yamin, Moh. Natsir, dan lainnya telah wafat, Indonesia tidak ikut wafat sebab pondasi tersebut telah mengakar ke rakyat dan bertahan sampai sekarang.
"Menurut saya, itu adalah anugerah Allah SWT yang harus kita syukuri bersama dan harus dijaga terus terutama oleh generasi saat ini," kata HNW dalam keterangannya, Selasa (9/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini disampaikan dalam acara virtual Sosialisasi Empat Pilar MPR kerjasama MPR dengan Yayasan Senyum Bersama Indonesia, Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya dalam catatan sejarah, ada contoh nyata Yugoslavia yang juga memiliki bapak bangsa pendiri negara sekaligus tokoh fenomenal saat itu, yakni Josip Broz Tito, malah hancur menjadi negara-negara kecil begitu bapak bangsanya tiada.
Padahal, Yugoslavia hanya negara daratan yang tak terlalu besar dengan tiga atau empat etnis serta tiga agama berbeda, yakni Islam, Kristen Katolik, dan Kristen Ortodoks. Namun persatuan mereka sangat ringkih sehingga mereka mudah pecah.
Sedangkan Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas terdiri dari 17 ribu lebih pulau menyebar dari Sabang sampai Merauke, didiami 200 juta lebih manusia terbagi atas 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2020 dengan beragam bahasa, warna kulit, agama, kepercayaan, dan budaya, namun landasan berdirinya sangat kuat, tidak mudah tercerai berai.
"Mengapa hal itu bisa terjadi, karena pendiri bangsa Yugoslavia dalam mendirikan negara, tidak menghadirkan satu ideologi yang mampu mempersatukan semua perbedaan yang ada. Sehingga begitu pendiri bangsanya wafat, pondasi negara tidak kuat menahan berbagai keberagaman, lalu pecah. Indonesia memiliki Pancasila sehingga hal tersebut tidak terjadi," terangnya.
HNW pun mengajak peserta dan seluruh rakyat untuk menghormati bapak bangsa Indonesia yang telah susah payah menggali serta menyusun Pancasila yang luar biasa tersebut dengan cara memahami serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai informasi, hadir dalam acara tersebut antara lain, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, H. Muhdi; Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Agama, Syarief; Ketua Yayasan Senyum Bersama Indonesia, Agus Purwanto; serta perwakilan beberapa majelis taklim dan masyarakat sekitar sebagai peserta.
Simak juga 'DPR Segera Tetapkan Prolegnas Prioritas 2021':