Kubu Moeldoko Semprot Iti Jayabaya soal Santet: Bikin Malu Demokrat!

Kubu Moeldoko Semprot Iti Jayabaya soal Santet: Bikin Malu Demokrat!

Kadek Melda - detikNews
Senin, 08 Mar 2021 21:42 WIB
Moeldoko menyampaikan pidato perdana saat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).  Berdasarkan hasil KLB, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025. ANTARA FOTO/Endi Ahmad/Lmo/aww.
Ilustrasi KLB Deli Serdang (Foto: ANTARA FOTO/Endi Ahmad)
Jakarta -

Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Banten Iti Octavia Jayabaya sempat menyampaikan ancaman akan menyantet Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang terlibat gerakan yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) PD. Kubu Moeldoko menilai ancaman yang dilontarkan Iti Jayabaya membuat malu PD.

"Bikin malu Partai Demokrat loh, saya pendiri. Mana ada partai Demokrat juru santet kan lucu kecuali.... Mana ada lagi bupati pakai juru santet, pakai lagi nama Demokrat, bikin malu aja," kata salah seorang penggagas KLB Demokrat, Hencky Luntungan, saat dihubungi, Senin (8/3/2021).

Hencky kemudian menyarankan Iti Jayabaya keluar dari partai apabila tidak bisa berpolitik. Hencky menilai ancaman yang dilontarkan Iti lebay.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau nggak biasa berpolitik ya sudah keluar ajalah jangan malu-maluin. Saya ini kan sebagian orang Banten malulah awak masa partai pakai santet. Nggak usah jadi bupatilah, lebaylah pakai dukun santet.... Kan nggak lucu," ujarnya.

Hencky menduga ucapan bernada ancaman oleh Iti terkait santet diajarkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia menyebut hal semacam itu biasa dilakukan pihak SBY jika sudah dalam keadaan kalah dan panik.

ADVERTISEMENT

"Itu diajarkan oleh beliau-beliau, mulai dari Pak SBY, Pak Agus, Andi Mallarangeng kalau udah kalah kita pakai santet. Kalau bapaknya sudah panik jadi pembohong, anaknya juga pembohong, maka keseluruhan bohong akhirnya panik sudah tidak ada jalan. Akhirnya ayo kita santet, kalau tidak demo, dan inilah yang paling bahaya," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Iti Octavia Jayabaya sempat berbicara siap mengirim santet Banten kepada Kepala KSP Moeldoko. Pernyataan Iti itu terkait keterlibatan Moeldoko dalam gerakan yang diklaim kongres luar biasa atau KLB di Deli Serdang.

Soal santet Banten untuk Moeldoko ini disampaikan Iti Jayabaya, yang juga Bupati Lebak, di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Minggu (7/3). Iti menegaskan mendukung penuh Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai Ketum Demokrat.

"Saya, Iti Octavia Jayabaya, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Banten, beserta ketua DPC dan seluruh anggota DPRD di mana saya diberikan amanah dan pemilik suara yang sah sebagai ketua DPD. Kami menolak KLB ilegal dan Banten tidak gentar, kami tetap setia dengan ketum kami yang ganteng. Bapak Agus Harimurti Yudhoyono," ucap Iti.

Iti Jayabaya siap terjun langsung menolak KLB PD Deli Serdang. Di sinilah dia berbicara soal santet Banten untuk Moeldoko.

"Kalaupun perintah lain kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko! Terima kasih," ucap Iti.

Klarifikasi Iti Jayabaya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Peserta KLB Demokrat Ungkap Sejumlah Kejanggalan Terpilihnya Moeldoko

[Gambas:Video 20detik]



Klarifikasi Iti

Dilansir CNNIndonesia.com, Iti Octavia Jayabaya meluruskan ucapannya yang berniat mengirim santet kepada Moeldoko.

Iti menjelaskan ucapannya soal santet itu merupakan bentuk luapan emosinya menanggapi KLB yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum baru menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Omongan 'santet' merupakan puncak kekesalan kita DPD Demokrat Banten. Itu hanya bentuk ancaman kita, tapi tidak ada niatan kita melakukan hal tersebut. Kita merasa kesal dan emosi karena kudeta KLB Demokrat yang dilakukan oleh Moeldoko," kata Iti di Banten, Senin (8/3).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads