Danrem 162/Wira Bakti (WB), Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani memaparkan pengalaman penanganan pascagempa Lombok, NTB, 2018 di Rakornas Penanggulangan Bencana BNPB. Rizal menegaskan penanganan pascabencana harus dilakukan kolaborasi antarinstansi, mulai dari relawan hingga pemerintah.
"Pemulihan kondisi pascabencana tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua Instansi saja, tetapi seluruh stake holder dari pemerintah yang dibantu oleh LSM dan relawan harus bersinergi," ujar Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Kamis (4/3/2021).
Rizal juga menekankan fokus pada penanganan pascabencana bukan saja rekonstruksi dan rehabilitasi para korban, tapi juga membantu masyarakat yang terdampak bencana melalui trauma healing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalaman penanganan bencana gempa di Lombok dapat dijadikan barometer keberhasilan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI-Polri, dan seluruh instansi pemerintah, LSM, dan relawan serta komunitas organisasi masyarakat dalam mengatasi dan memulihkan kondisi pascabencana," tegasnya.
Pada Rakornas yang berlangsung di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta, tersebut, Rizal mengungkapkan, pascagempa Lombok, TNI membentuk satuan tugas dengan melibatkan satuan Zeni TNI untuk evakuasi maupun rekonstruksi. Satgas tersebut bertugas dalam 3 gelombang.
"TNI dalam penanganan Bencana Alam di NTB selain menyelamatkan korban gempa, juga telah membangun sebanyak 226.303 unit Rumah Tahan Gempa diperuntukkan bagi tempat tinggal masyarakat yang terdampak gempa dan membantu pemulihan perekonomian masyarakat," tuturnya.
Untuk diketahui, hari kedua Rakornas Penanggulangan Bencana ini digelar secara tatap muka bagi para narasumber dan melalui media daring bagi para peserta dari kementerian/lembaga, kepala daerah seluruh Indonesia, BPBD, akademisi, komunitas, dunia usaha, dan relawan se-Tanah Air.
Lihat juga Video: Senyum Warga Terdampak Gempa Lombok Terima Bantuan Tunai