KBRI Yangon Berstatus Siaga II, Ini Imbauan Dubes untuk WNI di Myanmar

KBRI Yangon Berstatus Siaga II, Ini Imbauan Dubes untuk WNI di Myanmar

Indra Komara - detikNews
Kamis, 04 Mar 2021 20:58 WIB
A wounded protester is carried during a protest against the military coup in Mandalay, Myanmar, Sunday, Feb. 28, 2021. Security forces in Myanmar used lethal force as they intensified their efforts to break up protests a month after the military staged a coup. At least four people were reportedly killed on Sunday. (AP Photo)
Demonstran Antikudeta di Myanmar. (Foto: AP)
Jakarta -

Duta Besar Republik Indonesia untuk Myanmar Iza Fadri mengatakan KBRI Yangon menetapkan status siaga II. Iza meminta WNI di Myanmar tetap tenang dan menghindari bepergian.

"Memperhatikan perkembangan situasi terakhir dan sesuai rencana kontingensi, saat ini KBRI Yangon menetapkan status Siaga II. Dalam hal ini, KBRI telah sampaikan imbauan agar WNI tetap tenang dan berdiam diri di kediaman masing-masing, menghindari bepergian, termasuk ke tempat kerja jika tidak ada keperluan sangat mendesak," ujar Iza kepada detikcom, Kamis (4/3/2021).

Iza menuturkan total ada 441 WNI yang terdaftar di KBRI. Untuk WNI yang tidak memiliki pekerjaan dan keperluan genting, Iza meminta untuk menimbang agar kembali ke Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan bagi WNI beserta keluarganya yang tidak memiliki keperluan dan pekerjaan yang esensial, dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan penerbangan kembali ke Indonesia yang saat ini masih tersedia," jelas Iza.

Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Yangon terus memantau perkembangan situasi di Myanmar.

ADVERTISEMENT

"Saat ini dipandang belum mendesak untuk melakukan evakuasi WNI," jelas dia.

Untuk diketahui, pada Rabu (3/3) waktu setempat, Myanmar mengalami hari paling berdarah setelah kudeta militer terjadi pada 1 Februari lalu. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sedikitnya 38 orang tewas dalam berbagai unjuk rasa di Myanmar sepanjang Rabu (3/3) waktu setempat.

Secara keseluruhan, menurut Utusan PBB untuk Myanmar, Christine Shcraner Burgener, sudah lebih dari 50 orang tewas dalam unjuk rasa antikudeta yang meluas di negara itu.

Simak Video: Myanmar Semakin Berdarah, Korban Tewas Terus Bertambah

[Gambas:Video 20detik]



Sejak kudeta militer dilancarkan militer pada 1 Februari lalu, protes besar memang terus berlanjut untuk menentang pemerintahan junta militer dan menuntut dibebaskannya pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, yang kini ditahan di lokasi yang dirahasiakan.

Laporan terbaru, setidaknya 54 orang tewas dan lebih dari 1.700 ditahan sejak kudeta Myanmar pada 1 Februari.

Kepala HAM PBB Michelle Bachelet mendesak pasukan keamanan untuk 'menghentikan tindakan keras mereka terhadap demonstran damai'.

Otoritas Singapura mengimbau setiap warga negaranya yang ada di Myanmar mempertimbangkan meninggalkan negara itu secepatnya. Imbauan itu dirilis saat aksi kekerasan meningkat dalam unjuk rasa memprotes kudeta dan jumlah korban jiwa dari kalangan sipil semakin bertambah.

"Warga Singapura yang saat ini berada di Myanmar harus... mempertimbangkan untuk pergi sesegera mungkin dengan cara komersial saat masih memungkinkan untuk melakukan hal itu," demikian imbauan Kementerian Luar Negeri Singapura, seperti dilansir Reuters, Kamis (3/2/2021).

Dalam imbauannya, Kementerian Luar Negeri Singapura juga menyarankan warganya menunda semua perjalanan ke Myanmar untuk sementara waktu.

Halaman 2 dari 2
(idn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads