Wilayah perairan Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga memiliki harta karun bawah laut peninggalan abad ke-17 hingga Perang Dunia Kedua. Dari 20 titik yang diduga menjadi lokasi harta karun, salah satunya berada di perairan Kepulauan Selayar.
"Daerah ini (perairan Selayar) sejak jaman dahulu sebagai tempat yang strategis dalam jalur pelayaran di Nusantara. Pelayaran di masa lalu identik dengan aktifitas perdagangan dan pendistribusian komoditi dari satu daerah ke daerah lainnya," kata Arkeolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Yadi Mulyadi saat dihubungi wartawan, Kamis (4/3/2021).
Yadi mengungkapkan lokasi situs arkeologi bawah air tersebut adalah Perairan Bontosikuyu, Kepulauan Selayar. Berdasarkan informasi dan kesepakatan dari masyarakat setempat, lokasi tersebut dinamakan Situs Sangkulu-Kulu.
"Secara arkeologis hal ini terbuktikan dengan adanya situs-situs arkeologi bawah air di Selayar berupa kapal karam atau muatan kapal karam seperti keramik dan koin mata uang," ungkapnya.
Keberadaan situs ini pertama kali diketahui pada Desember 2004, dengan adanya laporan dari salah seorang anggota Direktorat Polisi Perairan Polda Sulawesi Selatan terkait dengan temuan barang berupa keramik tua di Perairan Selayar.
Lanjut Yadi, kemudian pada 2009 beredar informasi mengenai pencurian keramik dari barang muatan kapal tenggelam di Selayar. Tempat pencurian keramik kuno itu diketahui berada di wilayah Tile-Tile.
"Keramik yang diangkat dari situs ini sebagian berhasil diselamatkan kemudian dikonservasi dan kini menjadi koleksi museum di Selayar," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi lainnya yang masih berada di Kepulauan Selayar adalah Situs Sangkulu-Kulu. Di lokasi ini ditemukan keramik dalam bentuk piring, mangkuk, cepuk dan sebagainya. Sayangnya, badan kapal belum dapat ditemukan hingga saat ini.
Yadi menegaskan lokasi-lokasi di atas memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada nilai harta karun itu sendiri. Potensi itu adalah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang arkeologi, termasuk potensi pariwisata masyarakat sekitar.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan bidang usaha pengangkatan benda berharga muatan kapal yang tenggelam terbuka untuk investasi asing. Khusus di perairan Sulawesi Selatan, harta karun bawah laut ini berada di sekitar 20 titik.
"Berdasarkan datanya ada sekitar 20 lokasi. Kalau berbicara terkait potensinya, sebenarnya mulai dari zaman kerajaan hingga perang dunia kedua. Zaman kerajaan itu mulai dari abad 17," kata Pokja Bawah Air BPCB Sulsel Abdullah saat berbincang dengan detikcom, Kamis (4/3).
(nvl/idh)