Dirjen Kemensos Akui Pertemuan dengan Pengusaha Penyuap Juliari Batubara

Dirjen Kemensos Akui Pertemuan dengan Pengusaha Penyuap Juliari Batubara

Zunita Putri - detikNews
Rabu, 03 Mar 2021 23:12 WIB
Mensos Juliari P. Batubara
Juliari P Batubara saat menjabat Menteri Sosial. (Dok. Kemensos)
Jakarta -

Dirjen Linjamsos Kemensos, Pepen Nazarudin, mengakui adanya pertemuan dengan penyuap Juliari P Batubara dkk terkait korupsi bansos Corona. Pepen juga mengaku pernah didatangi sekitar 7 perusahaan yang minta dibantu menjadi penyedia bansos Corona.

Hal itu terungkap saat sidang penyuap mantan Mensos, Juliari Batubara, Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (3/3/2021). Awalnya jaksa mengkonfirmasi apakah Pepen pernah didatangi perusahaan yang meminta dibantu mendapat proyek bansos Corona, Pepen pun mengamini hal itu.

"Banyak. Ada sekitar 6 atau 7 (perusahaan). Saya sampaikan langsung ke KPA, saya nggak paham siapa yang milih," kata Pepen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pepen mengaku dia tidak pernah merekomendasikan perusahaan itu. Namun, dari 7 perusahaan yang mendatanginya, ada yang benar-benar terpilih menjadi penyedia bansos Corona oleh Kemensos.

Selain itu, dia mengakui adanya pertemuan dengan Ardian Iskandar Maddanatja. Menurut Pepen, pertemuan itu terjadi ketika Isro Budi yang merupakan temannya menghubunginya, dan mengenalkan dia dengan Nuzulia Hamzah Nasution.

ADVERTISEMENT

Dalam dakwaan jaksa KPK, Nuzulia bekerja sama dengan Ardian ketika menjadi penyedia bansos sembako. Nuzulia juga turut memberikan uang ke Ardian untuk selanjutnya diserahkan ke orang kepercayaan Juliari P Batubara, Matheus Joko Santoso.

"Dia (Isro Budi) bilang mau ikut penawaran, kemudian kami sampaikan ke KPA dan PPK, silakan ke sana," kata Pepen.

Dia juga mengatakan mengadakan pertemuan dengan Nuzulia dan Budi di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan. Setelah itu Pepen diajak ke gudang sembako diajak oleh Budi dan Lia, dan bertemu dengan Ardian.

"Ya (bertemu dengan Ardian). Saya nggak tahu itu gudangnya Pak Ardian," sebut Pepen.

"Karena di sana banyak orang. Tiap gudang selalu ketemu orang," tambahnya.

Baca kesaksian Pepen selengkapnya di halaman berikutnya.

Lebih lanjut, Pepen juga mengaku pernah bertemu lagi dengan Lia dan Budi. Pertemuan kedua juga di kawasan Jakarta Selatan.

"Pertemuan kedua beliau sampaikan ada masalah. Masalahnya sudah disalurkan tapi nggak dibayar, dan ini laporan yang menurut saya sebagai dirjen, ini menarik, kemudian kita konfirmasi ini telat nggak. Ternyata saya cek ada 9 perusahaan yang terlambat, kemudian saya buat dispensasi ke KPPN," jelasnya.

Jaksa lantas mencecar Pepen terkait alasan kenapa dirinya hanya bertemu dengan Nuzulia dan Budi sebagai vendor bansos PT Tigapilar Agro Utama. Padahal ada 9 perusahaan vendor yang juga ada kendala telat pembayaran itu.

"Kenapa nggak semuanya dipanggil kalau 9 perusahaan telat?" cecar jaksa KPK.

"Ya kalau kamu jawab emang ada persoalan itu, yang lain saya nggak tahu, saya belum ada laporan, kebetulan karena dia yang lapor," jawab Pepen.

Dalam sidang ini, yang duduk sebagai terdakwa adalah Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja. Keduanya didakwa memberi suap ke mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dkk.

Harry disebut jaksa memberi suap Rp 1,28 miliar. Sedangkan Ardian memberi Rp 1,95 miliar.

Keduanya memberi uang suap agar Kemensos menunjuk perusahaan mereka sebagai penyedia bansos sembako Corona. Mereka juga memberikan fee Rp 10 ribu per paket bansos ke Juliari setiap mereka mendapatkan proyek itu.

Halaman 2 dari 2
(zap/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads