Marzuki Alie mengaku pernah dilobi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar tak maju menjadi calon ketua umum (caketum) saat kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) di Bali 2013 silam. Partai Demokrat menepis pengakuan Marzuki Alie.
"Bapak SBY itu diminta oleh para kader dan pemilik suara Partai Demokrat agar bersedia menjadi Ketua Umum DPP PD pada KLB Bali 2013. Para kader dan pemilik suara meminta Bapak SBY menjadi ketua umum, karena situasi di Partai Demokrat saat itu sedang genting," kata Kepala Bamkostra PD, Herzaky Mahendra Putra, kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).
Herzaky menyebut saat itu elektabilitas PD turun pada tingkat terendah karena pengurus yang terjerat kasus korupsi. Menurutnya, banyak kader pemilik suara yang berharap pada SBY untuk mengembalikan marwah partai.
"Elektabilitas Partai Demokrat hancur lebur, diprediksi hanya 2-3 persen karena kelakuan korup segelintir pengurus DPP Partai Demokrat yang merusak nama baik partai. Moral kader pun sedang turun ke taraf terendah. Banyak kader dan pemilik suara yang merasa hanya sosok Bapak SBY-lah yang mampu menyelamatkan Partai Demokrat jika berkenan menjadi ketua umum," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herzaky mengatakan SBY pun sempat menolak karena masih menjadi Presiden RI. Namun, demi menyelamatkan partai, SBY kemudian bersedia menjadi ketum.
"Bapak SBY sebenarnya menolak, karena beliau masih memegang amanah memimpin Indonesia sampai dengan tahun 2014. Karena, bagi beliau loyalitas dan tanggung jawab kepada negara itu di atas loyalitasnya kepada partai. Hanya, atas dasar penyelamatan Partai Demokrat, partai yang beliau gagas dan besarkan bersama para kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia, makanya kemudian beliau bersedia," jelas Herzaky.
Herzaky meminta Marzuki Alie tidak memutarbalikkan sejarah. Dia menegaskan SBY bukan ingin menjadi ketum, tapi diminta oleh para kader.
"Jadi, fakta sejarahnya jangan dibalik-balik. Bapak SBY bukan mau menjadi ketua umum, melainkan diminta untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat oleh para kader dan pemilik suara sah Partai Demokrat di KLB Bali tahun 2013," katanya.
Lebih lanjut, Herzaky meminta agar seluruh mantan kader tidak lagi bawa-bawa nama PD. Herzaky meminta mantan kader itu move on.
"Buat para mantan kader, sebaiknya jangan bawa-bawa lagi nama Partai Demokrat. Memang Partai Demokrat ini seksi banget bagi orang luar, termasuk oknum kekuasaan yang kebelet ingin menjadi Ketum Partai Demokrat. Jadinya, banyak mantan kader yang masih senang merecokin urusan Partai Demokrat," ujarnya.
"Bagi Partai Demokrat, mereka telah menjadi masa lalu. Sebaiknya, mereka pun bisa beranjak dari masa lalu mereka. Jangan gagal move on. Mari sekarang fokus bantu rakyat saja, yang sedang butuh banyak bantuan kita," lanjut Herzaky.
Bagaimana cerita Marzuki Alie yang pernah dilobi SBY? Baca di halaman berikutnya.
Simak video 'Jhoni Allen: SBY Rekayasa Kongres Buat Jadi Calon Tunggal Ketum Demokrat':
Awalnya mantan politikus Demorkat Jhoni Allen Marbun yang menyebut SBY pernah memintanya untuk melobi Marzuki Alie, yang merupakan eks Sekjen PD, agar tidak maju menjadi kandidat ketum saat KLB PD di Bali pada 2013. Saat itu, Marzuki mengaku mendapat kabar bahwa SBY berhasrat menjadi Ketum PD.
Marzuki Alie kemudian menyebut banyak orang mulai melobi dirinya agar tak maju menjadi kandidat Ketum PD. Salah satu yang melobi, katanya, adalah Jhoni Allen Marbun.
"Tapi rupanya SBY ingin jadi ketum. Nah ingin jadi ketum kemudian saya kan nggak tahu tadinya. Akhirnya banyak yang lobi saya untuk supaya nyerahkan ke SBY, antara lain Jhoni Allen," ujarnya, Senin (1/3/2021).
Marzuki kemudian bercerita soal percakapan singkat antara dirinya dan Jhoni Allen Marbun. Awalnya, Marzuki sempat tidak percaya pada pernyataan Jhoni Allen.
"Saya ketemu Jhoni, 'Ke mana kau nih dicari-cari?' Kata Jhoni. Saya pagi tuh memang menghilang. Saya kan mengkonsolidasikan orang-orang saya. Sudah siang kan, ketemu Bang Jhoni. 'Wah kau gini, gini, gini'. 'Ya biasa Jhon, namanya kontestasi', saya bilang, demokrasi. Kan saya harus siapkan pasukan, saya bilang. 'Udahlah, terima ajalah Pak SBY mau jadi ketum' katanya. 'Ah bener', saya bilang. 'Aku nggak percaya'," ucapnya.
Marzuki mengatakan saat itu dirinya langsung dipertemukan dengan SBY untuk membicarakan hal tersebut. Dia menemui SBY bersama Jero Wacik sebagai saksi dalam pertemuan itu.
"Akhirnya diketemukan dengan SBY. Waktu diketemukan dengan SBY itu saya nggak mau sendiri. Waktu datang saya diminta SBY, saya bilang. Tapi saya minta ada saksi, saya tidak mau tidak ada saksi," ujarnya.
"Nah waktu di Bali Pak Jero Wacik (saksinya)," imbuhnya.