Pelayanan di sejumlah Puskesmas di Sulawesi Barat terdampak gempa akhirnya berjalan kembali. Untuk sementara pelayanan dilakukan di bawah tenda darurat, karena gedung Puskesmas masih dalam kondisi rusak.
"Sekarang semuanya telah berjalan sebagaimana mestinya, namun mereka masih harus bekerja di bawah tenda," kata Kepala Bidang Kesehatan, Satgas Transisi Darurat Sulawesi Barat, dr Muhammad Ikhwan, melalui rilis yang diterima wartawan, Minggu (28/02/2021).
Tercatat, ada sebanyak 11 Puskesmas di Sulawesi Barat mengalami kerusakan, akibat guncangan gempa bumi. Jika dirinci, 8 Puskesmas berada di Kabupaten Mamuju, sedangkan 3 lainnya berada di Kabupaten Majene.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca guncangan gempa bumi, aktifitas pelayanan kesehatan Puskesmas kepada warga tidak dipusatkan pada satu tempat. Hal ini sebagai langkah antisipasi bila ada gempa susulan.
"Tenaga medis Puskesmas melakukan pelayanan, dengan cara dari rumah ke rumah atau dari tenda ke tenda warga, " terangnya.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat terus berupaya memenuhi kebutuhan obat setiap Puskesmas yang terdampak gempa. Dinkes memastikan stok obat aman.
"Stok seperti biasa, tidak ada masalah. Hanya kita akan lakukan percepatan pengadaan obat karena dukungan stok dari pemerintah pusat tidak cukup. Selain itu, memang beberapa jenis obat, stoknya mulai berkurang, " ungkap Ikhwan.
Terkait perbaikan gedung Puskesmas terdampak gempa, Ikhwan menyebut pihaknya masih menunggu assesmen dari instansi berwenang. Ikhwan mengaku bersyukur dengan keberadaan relawan, yang dianggap aktif membantu warga termasuk tim medis.
Diberitakan sebelumnya, selain merusak gedung Puskemas, gempa bumi berkekuatan 6,2 Magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, terjadi Jumat (15/01) lalu, turut merobohkan bangunan utama Kantor Gubernur Sulawesi Barat serta sejumlah gedung perkantoran lainnya.
Saksikan juga 'Korban Gempa Mamuju Sulap Kandang Ayam Jadi Tempat Pengungsian':