Warga RW 007 Petojo Selatan, Jakarta Pusat (Jakpus) kini disibukkan dengan budidaya ikan. Di masa pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas masyarakat, pengurus RW setempat menularkan hobi budidaya ikan Nila hingga Cupang ke warganya.
"(Panen-red) ikan nilanya sekitar ada 500-an ekor. Kami punya dua kolam. Bibitnya kami minta dari KPKP (Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Sebenarnya kalau untuk membudidayakan nila sudah sekitar dua tahun yang lalu saya. Saya kembangi akhirnya jadi banyak, awalnya ini untuk studi banding untuk masyarakat yang mau belajar cara ternak ikan Nila. Warga yang datang kami kasih bibit," jelas Ketua RW 007 Petojo Selatan, Jakpus, Edy Kusnadi (56) kepada wartawan, Sabtu (27/2/2021).
Edy mengaku misinya menularkan hobi budidaya ikan juga didukung banyak pihak, termasuk polisi. Di masa pandemi, Edy membagikan ikan nila hasil budidayanya kepada warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak polisi juga mendukung yang saya lakukan, jadi polisi bilang 'Pak Edy ini tolong kasih makannya yang benar supaya cepat gede ikannya. Jadi masyarakat yang mau boleh dikasih'. Kebetulan di sini warganya pada datang, suka, akhirnya mereka mau belajar, gitu. Saya ajarin kalau ikan Nila itu maunya di tempat sepi, dia akan cepat beranak, jangan keganggu pokoknya ikannya," ujar Edy.
Edy mengaku sudah banyak warganya yang kini mampu membudidayakan ikan Nila serta ikan hias, khususnya jenis Cupang yang kini sedang populer. Setiap hari, tutur Edy, sedikitnya 1 sampai 2 orang mendatanginya untuk meminta bibit ikan.
"Sejak pandemi ini saya selaku RW makin gencar menularkan hobi budidaya ikan dan sayuran. Saya bersyukur, orang pada banyak datang kemari, belajar tentang sayuran, ikan juga berkembang ke ikan hias misalnya Cupang yang sekarang lagi naik daun, supaya warga juga punya penghasilan kan, anak-anak muda jadi ikut-ikutan," ucap Edy.
"Setiap hari pasti ada aja yang datang, minimal 1,2 orang datang belajar. Beda-beda, kadang kelurahan lain juga pada datang ke RW kami. Apalagi yang hobi-hobi cupang sekarang, pada datang ke kami. Warga pada datang ke pos RW, 'Pak RW, bagi sepasang dong cupang, kita mau nernak', ya saya kasih. Alhamdulilah banyak itu anak muda. Saya sebenarnya juga jual gitu, dari Kemayoran pada datang ke Petojo Selatan gitu," sambung dia.
Selain budidaya ikan, Edy juga menularkan ke warga tentang serunya budidaya sayuran hidroponik. Edy sendiri sudah tiga tahun menanam sayuran hidroponik di rumahnya.
"Sejak pandemi Corona ini, untuk warga kami tingkatkan produksinya. Untuk ibu-ibu misalnya datang ke saya 'Pak RT, Pak RW bagi sayur dong'. Namanya lagi jaman susah gini, ya kami kasih untuk ngebul-ngebulin dapur mereka. Paling gantinya 'nanti beliin bibit sayurannya ya'," tutur Edy.
Edy mengatakan rencananya tak hanya mengajari warga tentang budidaya ikan dan sayuran hidroponik. Dia juga membuka diri bila ada warga yang hendak belajar pembuatan pupuk kompos.
"Jadi warga macam-macam di sini sekarang kegiatannya. Saya kan suka main ke KPKP, KLH, asal mereka mau belajar, bisa. Bagaimana cara perbanyak pohon, bikin pupuk kompos, kami ajarkan. Banyak alhamdulillah yang tertarik karena saya juga dibantu karang taruna, anak-anak mudanya nggak nongkrong-nongkrong doang," terang Edy.
Simak efektifnya sistem 1 pintu dan program Kampung Tangguh Jaya nolkan kasus positif COVID-19 di halaman berikutnya.
Sistem 1 Pintu Berdayakan Karang Taruna
Setelah menceritakan soal upaya menangguhkan warganya dari dampak COVID-19, Edy juga menceritakan upayanya mencegah COVID-19 masuk ke RW-nya.
"Kami di sini juga pakai sistem satu pintu masuk ke RW kami. Jadi ada 9 orang pemuda, remaja ini mereka 24 jam jaga pintu masuk. Pagi 2 orang yang jaga, malam 2 (orang-red) juga yang jaga. Itu pun kami kasih uang lelah, ya cukup lah untuk mereka makan, lumayan daripada nganggur. Warga juga, alhamdulillah, swadaya, kirimin makanan ke penjaga pos," kata Edy.
Jumlah warga yang positif COVID-19 sejak awal pandemi hingga saat ini di lingkungan berkisar 60 sampai 70 orang. Namun, Edy mengaku saat ini tak ada laporan satupun warganya yang terpapar COVID-19.
"Kasus positif di sini itu dari awal sekitar 60-70 orang. yang meninggal dua, sisanya sembuh. Puncak-puncaknya Oktober, ada liburan atau apa gitu, sampai 23 orang. (Penyebabnya-red) banyak yang pulang kampung, rata-rata yang kena itu orang-orang yang ngekos, karyawan," jelas Edy.
"Mereka kan nggak beralamat sini, tapi kan hasil swab kalau mau tracing nyatetnya tempat tinggalnya di sini. Jadi yang rugi kita juga, terdampaknya. Kalau warga asli sendiri nggak begitu banyak," lanjut Edy.
![]() |
Masih kata Edy, keuntungan lainnya di samping nolnya kasus COVID-19, adalah sektor keamanan semakin terjaga. Apalagi, kata Edy, warga swadaya memasang CCTV.
"keuntungan kita satu pintu ini dari awal Maret 2020, sudah setahun ini, alhamdulillah nggak ada kemalingan karena kan penjagaan jadi 24 jam. Di sini juga kami pasang CCTV. CCTV juga swadaya, kita kalau bisa jangan merepotkan. Ini pemerintah kan sudah repot urusin COVID, bapak-bapak polisi, Koramil juga sudah susah-susah ingetin soal protokol (kesehatan-red)," ucap Edy.
Edy menyebut kesadaran warga soal protokol kesehatan tak lepas dari keberadaan Kampung Tangguh Jaya. Masyarakat, sebut Edy, jadi memiliki rasa malu jika bepergian tanpa masker, terlebih jika melihat ada personel kepolisian dan prajurit TNI.
"Dulu kan sebenarnya kita sudah ada Kampung Tangguh. Lalu kan berubah jadi Kampung Tangguh Jaya. Nah bedanya ini awalnya kita ini lumayan banyak yang kena COVID, begitu ada Kampung Tangguh Jaya, alhamdulillah sekarang kita dalam keadaan nol. Contohnya gini, warga kalau masuk ke wilayah saya wajib pakai masker. Polisi setiap hari bagiin masker di tempat satu pintu itu," terang Edy.
"Jadi akhirnya kebiasaan kita, kalau warga keluar nggak pakai masker, sudah mau deket pos, entah dia malu apa gimana, dia balik lagi tuh. Sekali nggak pakai masker, kita kasih (masker) stok di pos. Besoknya lagi gitu, kita suruh pulang, nggak bisa kan tiap hari kita kasih (masker) terus," tandas dia.
Sebagaimana diketahui, Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran menggagas konsep kampung tangguh untuk menghadapi pandemi COVID-19 sejak berdinas sebagai Kapolda Jawa Timur. Kampung Tangguh Jaya memiliki konsep serupa dengan konsep PPKM mikro yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejak Fadil dilantik menjadi Kapolda Metro Jaya hingga saat ini, sudah berdiri 920 Kampung Tangguh Jaya.