Wamenag Ingin Pelajaran Agama Islam Jadi Alat Moderasi Beragama

Wamenag Ingin Pelajaran Agama Islam Jadi Alat Moderasi Beragama

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Sabtu, 27 Feb 2021 12:11 WIB
Zainut Tauhid
Wamenag Zainud Tauhid Sa'adi (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi ingin mata Pelajaran Agama Islam (PAI) dapat menjadi instrumen kegiatan yang dapat mengurangi kekerasan. Dia tidak ingin ada soal-soal dalam PAI yang bertentangan dengan moderasi beragama.

Ha itu disampaikan Zainut setelah menutup rakor penyelenggaraan ujian PAI di Bekasi, Jumat (26/2) malam.

Hadir dalam rakor, Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, Direktur PAI Rohmat Mulyana, serta para kepala seksi PAI dan tim penyusun soal ujian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gunakanlah mata Pelajaran Agama Islam (PAI) ini menjadi instrumen untuk mendiseminasi moderasi beragama," kata Zainut melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (27/2/2021).

"Pastikan jangan sampai ada soal-soal ujian yang justru kontraproduktif dengan moderasi beragama," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Zainut menyampaikan setidaknya ada empat indikator tentang moderasi beragama yang bisa dijabarkan dalam soal ujian PAI. Pertama, komitmen kebangsaan yang diwujudkan dengan penerimaan dan komitmen terhadap prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 serta berbagai regulasi turunannya.

"Komitmen kebangsaan juga dapat diterjemahkan sebagai cinta Tanah Air," ujarnya.

Selanjutnya, soal muatan toleransi dan antikekerasan yang harus ada:

Selanjutnya, kata Zainut, ada toleransi. Siswa diharapkan memiliki sikap menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat, serta menghargai kesetaraan dan sedia bekerja sama. Sikap toleransi yang dimaksud bukan menyamakan semua agama atau mempercampuradukkan agama.

"Toleransi adalah kita meyakini akan agama dan keyakinan kita sebagai sebuah kebenaran, dan pada saat yang sama kita menghargai atau menghormati atas keyakinan atau agama orang lain yang berbeda," terangnya.

"Kita memiliki sebuah pendapat sebagai sebuah kebenaran, dan pada saat yang sama kita juga menghormati jika ada pendapat orang lain yang berbeda," tambahnya.

Zainut mengatakan indikator moderasi beragama yang ketiga adalah antikekerasan, yakni menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan.

"Dan, indikator keempat adalah adanya penerimaan dan ramah terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama," ucapnya.



Lebih lanjut Zainut juga memberi pesan kepada Rohmat selaku Direktur PAI agar jangan sampai timbul kegaduhan. Dia berharap soal-soal dalam ujian PAI bisa menggali pemahaman dan karakter siswa berdasarkan empat indikator moderasi beragama tersebut.

"Jangan sampai ada kegaduhan yang tidak perlu," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads