Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terbentuknya siklon tropis dari bibit siklon tropis di wilayah Indonesia. Siklon tropis ini disebut berpotensi memicu hujan ekstrem.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bibit siklon tropis tersebut mulai terbentuk pada 23 Februari kemarin di wilayah Nusa Tenggara. Dia menuturkan pada siang ini pukul 13.00 WIB, bibit siklon tropis tersebut mulai berkembang di Samudra Hindia atau dekat Jawa Timur.
"Berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer hari ini, tepatnya pukul 13.00 WIB, potensi bibit siklon tersebut telah berkembang menjadi benar-benar bibit siklon tropis dengan inisial 98S. Bibit siklon tropis ini, 98S, saat ini terpantau di Samudra Hindia, sudah bergerak mencapai sebelah selatan Jawa Timur, dengan posisi di sekitar 13 derajat Lintang Selatan dan 116 derajat Bujur Timur atau sekitar 625 kilometer dari lepas pantai Jawa Timur," kata Dwikorita kepada wartawan yang disiarkan secara langsung di YouTube BMKG sekitar pukul 17.00 WIB, Rabu (24/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwikorita menyebut bibit siklon tropis tersebut dapat disertai dengan pertumbuhan awan-awan hujan. Menurutnya, bibit siklon tropis itu dalam 24 jam ke depan akan berkembang menjadi siklon tropis.
"Dampak dari bibit siklon tersebut adanya aktivitas pertumbuhan awan-awan hujan, dan berdasarkan data model numerical weather prediction terlihat adanya peningkatan kecepatan angin yang signifikan pada sistem ini untuk menjadi siklon tropis. Kami khawatirkan bibit siklon ini dapat berkembang dalam waktu 24 jam ke depan dengan probabilitas menengah hingga tinggi, berkembang menjadi siklon tropis, yang bergerak ke arah barat," ucapnya.
Dwikorita mengatakan saat ini bibit siklon tropis itu bergerak dengan kecepatan 20 kilometer per jam ke arah barat dan ketika menjadi siklon tropis akan bertambah menjadi 80 kilometer per jam. Dia meminta masyarakat mewaspadai fenomena ini lantaran dapat berdampak terhadap intensitas hujan lebat hingga ekstrem.
"Hal itu yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak secara tidak langsung mengakibatkan intensitas hujan lebat hingga ekstrem, ekstrem di sini lebih dari 150 mm per jam. Kurang-lebih seperti kejadian hujan Jabodetabek pada 19-20, dan di Semarang beberapa waktu yang lalu," ujarnya.