Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang pada Selasa (22/2) sore menyebabkan banjir di sejumlah titik, termasuk Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Pahlawan, Semarang.
Banjir menggenangi Gedung B dan halaman parkir belakang, yang menyebabkan puluhan motor dan mobil yang terparkir ikut terendam. Namun, kondisi tersebut hanya berlangsung 1,5 jam. Mulai pukul 17.30 WIB air sudah surut, dan pada pukul 18.00 WIB sudah tak ada lagi genangan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku kaget, setelah menerima laporan bahwa kompleks kantornya terendam banjir. Sebab hal ini belum pernah terjadi. Bahkan, ia mengatakan ketika Semarang dilanda hujan deras selama 2 hari pada 6-7 Februari lalu, Kompleks Kantor Gubernur aman-aman saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agak aneh pada saat saya masih di Kudus, dilapori kondisi kantor banjir itu, aneh menurut saya karena di bagian parkir itu airnya nggak bisa keluar, itu impossible pasti ada yang tersumbat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Banjir Mengagetkan Menggenangi Kantor Ganjar |
Ganjar menjelaskan, setibanya di kantor sekitar pukul 20.00 WIB, banjir di kantornya sudah surut, hanya tersisa genangan kecil di beberapa titik. Ia kemudian mengecek area parkir di belakang gedung B. Sebelumnya area ini sempat ramai di media sosial, karena terendam banjir setinggi lutut kaki orang dewasa. Diungkapkannya, sejumlah pegawai segera membersihkan gedung yang sempat kemasukan air banjir.
Ganjar pun langsung menuju ke area pembangunan dan bertanya pada pengelola proyek. Kepada Ganjar, pengelola proyek menyebut jika banjir diakibatkan aliran air dari arah Jalan Menteri Supeno yang masuk ke Kompleks Gubernuran melalui pintu belakang dekat Gedung F atau Gedung Dharma Wanita.
Lebih lanjut, ia meminta pengelola agar pengerjaan tanggul tanggul di areal pagar proyek ditunda selama musim hujan. Karena menurutnya, tanggul kecil dari pagar pengerjaan proyek dari DPRD Jateng membuat aliran air jadi terhambat.
"Maka ketahuan pembangunan gedung DPRD ini, karena ternyata antar bangunan ini sampai dengan pintu pagar di sana, di mana yang di bawah itu biasanya dipakai untuk jalur parkir termasuk seandainya air lewat itu sebenarnya sudah miring, jadi nyaris sebenarnya tidak mungkin ini banjir. Ternyata ada tanggul kecil di situ, ada tanggul kecil yang menutup antara gedung ini sampai pagar sana, jadi betul-betul air nggak punya kesempatan lewat," tuturnya.
Selanjutnya, Ganjar mengecek Jalan Menteri Supeno dekat Masjid At-Taqwa yang juga diduga jadi sumber banjir di kantornya. Saat melihat gorong-gorong, ia langsung meminta Dinas PU untuk segera mengeruk saluran air di belakang kantornya yang mengalami sedimentasi.
"Tadi saya minta untuk malam ini sampahnya dikeruk, sedimennya dikeruk. Saya khawatir nggak kelihatan itu yang masuk di sana di dalamnya tersumbat tahu tidak. Kalau itu sudah bisa dibolong, terus kemudian bisa diambil sampahnya mudah mudahan lebih lancar," paparnya.
Sementara itu, Ganjar yang mendapat laporan bahwa Simpang Lima tergenang banjir tinggi juga langsung menghubungi BBWS Pemali-Juana dan Kepala Daerah setempat untuk segera mengaktifkan seluruh pompa yang ada di Kota Semarang.
"Tadi saya juga sempat kontak Wali Kota dan BBWS agar semua pompa di-on-kan seluruh Semarang. Maka kurang lebih 1 jam yang Simpang Lima juga sudah surut," pungkasnya.
(prf/ega)