Dua survei terkait elektabilitas partai politik yang dilakukan Litbang Kompas dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) sungguh jauh berbeda hasilnya. Ada beberapa partai yang merosot di survei Litbang Kompas, ada juga yang naik. Bagaimana hasilnya? Simak penjelasan berikut.
Di survei Litbang Kompas yang ditampilkan pada harian Kompas edisi 22 Februari 2021, elektabilitas Partai Golkar tahun 2021 tersisa 3 persenan. Survei Litbang Kompas ini diadakan pada 27 Desember 2020 hingga 9 Januari 2021 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error 2,83 persen.
Berikut ini hasil survei elektabilitas parpol versi Litbang Kompas pada Januari 2021:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PDIP: 19,7%
Gerindra: 9,6%
PKB: 5,5%
PKS: 5,4%
Demokrat: 4,6%
Golkar: 3,4%
NasDem: 1,7%
PAN: 0,8%
Perindo: 0,6%
PPP: 0,5%
Berkarya: 0,4%
Hanura: 0,2%
PSI: 0,2%
Garuda: 0,1%
PBB: 0,0%
PKPI: 0,0%
Tidak tahu/rahasia/golput: 47,3%
Sedangkan survel LSI, berikut hasilnya:
Simulasi semiterbuka (menunjukkan 17 daftar partai)
1. PDIP: 24,5 persen
2. Gerindra: 12,6 persen
3. Golkar: 10,0 persen
4. PKB: 9,7 persen
5. PKS: 7,6 persen
6. Demokrat: 5,4 persen
7. NasDem: 3,4 persen
8. PAN: 3,0 persen
9. PPP: 2,4 persen
10. PSI: 1,5 persen
11. Perindo: 1,4 persen
12. Hanura: 0,4 persen
13. Berkarya: 0,3 persen
14. PBB: 0,1 persen
15. Gelora: 0,1 persen
16. PKPI: 0,0 persen
17. Garuda: 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab: 17,5%
Hasil survei ini memang bisa berbeda karena faktor waktu pengambilan data yang beda sebulan. Baik LSI maupun Litbang Kompas memakai sampel yang berbeda.
Ada beberapa partai yang merosot elektabilitasnya pada survei Litbang Kompas, yakni Golkar, PAN dan PPP. Bagaimana tanggapan mereka?
Simak juga video 'Silang Pendapat Parpol soal Pilkada, Pilih 2022 atau 2024?':
Simak berita selengkapnya
Golkar
Elektabilitas Partai Golkar di survei Litbang Kompas terjun bebas. Partai Golkar yakin masih diminati rakyat merujuk kepada hasil pilkada yang lalu.
"Hasil pilkada terakhir, kemarin Partai Golkar pemenang sekitar 60 persen dari 270 daerah di mana ada sekitar 120-an kepala daerah yang asli kader Partai Golkar, baik itu kepala daerah atau wakil kepala daerah. Itu menunjukkan strategi dan minat masyarakat masih cukup bagus kepada Golkar," kata Ketua Bappilu Partai Golkar Maman Abdurahman kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).
Maman menyebut banyak hal yang harus didalami dari hasil survei Litbang Kompas karena faktor undecided voters yang masih sangat tinggi dan sangat berbeda signifikan hasil lembaga lembaga-lembaga lainnya. Maman mengungkit hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis berdekatan, Golkar meraup kurang-lebih 10 persen.
"Artinya hasil survei tersebut masih sangat perlu dipertanyakan. Namun terlepas dari itu, ya, cukup kita jadikan sebagai bahan evaluasi saja," ucap Maman.
PAN
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan penurunan elektabilitas PAN secara drastis. PAN menyatakan akan memperkuat basis-basis suara mereka, dari Sumatera, Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga Papua.
"(Itu) merupakan akibat dari kuatnya pengaruh dari caleg-caleg PAN. Jadi artinya kekuatan PAN ada di caleg-calegnya," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).
Eddy mengatakan wajar apabila PAN mendapat elektabilitas yang rendah karena kekuatan partainya terdapat di para caleg. Menurut dia, apabila survei dilakukan menjelang pemilu saat partai telah menetapkan daftar calon tetap (DCT) anggota legislatif, survei elektabilitas PAN akan mendekati realitas.
"Sehingga kalau partai disurvei memang terlihat perolehan suaranya, elektabilitasnya relatif rendah. Tetapi ketika dilakukan survei nasional apalagi nanti sudah terlihat DCT-nya, di mana caleg-caleg PAN itu ditempatkan, saya kira surveinya itu nanti akan berubah mendekati realita yang biasanya terjadi di setiap pemilu," ucapnya.
PPP
Elektabilitas sejumlah partai politik (parpol), termasuk PPP, menurun dalam hasil survei Litbang Kompas. PPP menilai hasil survei tersebut bukan cerminan Pemilu 2024.
"Belum menjadi cerminan Pemilu 2024. Karena tiga tahun ke depan itu pasti ada dinamika di masyarakat," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).
Menurut Awiek, dinamika politik ke depan masih akan terus berkembang. Survei Litbang Kompas, dikatakannya, tidak benar-benar mencerminkan kondisi politik di lapangan.
"Survei juga hanya menangkap persepsi publik saat ini saja, dan tidak mencerminkan kondisi riil politik di lapangan," ujarnya.
"Dinamika politik ke depan akan terus berlangsung," imbuhnya.
Awiek pun menganggap hasil survei Litbang Kompas sebagai hal yang biasa. Namun ia mengatakan PPP akan tetap menjadikan hasil survei Litbang Kompas sebagai bahan evaluasi partai.
"Ya biasa saja survei selalu seperti itu. Bahkan (PPP) selalu diprediksi tak lolos PT, tapi nyatanya PPP selalu lolos ke parlemen. Meski demikian, setiap hasil survei kita jadikan bahan untuk evaluasi untuk antisipasi langkah ke depan," kata Awiek.