Massa PKS Demo, Sesalkan Media Nasional Turut Muat Kartun Nabi
Jumat, 17 Feb 2006 12:39 WIB
Pekanbaru - Aksi demo mengutuk pemuatan kartun Nabi Muhammad SAW masih saja berlangsung. Kali ini dilakukan 700-an kader PKS di Riau.Massa PKS yang terdiri dari kaum wanita, lelaki dewasa sampai anak-anak ini, berjalan kaki dari depan Taman Makam Pahlawan Jl Sudirman, Pekanbaru, Jumat (17/2/2006) sekitar pukul 10.10 WIB. Saat ini massa yang mengusung bendera partai itu berjalan menuju RRI Pekanbaru, sekitar 700 meter dari makam pahlawan di ruas jalan yang sama. Kondisi Jalan Sudirman yang padat itu sontak menjadi macet. Arus kendaraan dari Sudirman di depan Kantor Gubernur Riau yang menuju kawasan Pasar Pusat, terpaksa dialihkan pihak poisi melalui Jalan Cut Nyak Dien. Massa PKS dalam orasinya sepanjang jalan mengutuk pemuatan kartun Nabi Muhammad SAW di sejumlah media massa asing terutama media massa Denmark, Jyllands Psoten. Mereka juga mengutuk media massa nasional yang sempat menyebarluaskan kartun nabi tersebut. Mereka menilai, media online Rakyat Merdeka, Tabloid PETA, mingguan Gloria milik Jawa Pos Group secara sengaja menyakiti hati umat Islam, terutama yang berada di Indonesia. Karena itu, massa berharap, bagi media yang memuat kartun tersebut wajib ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku di level nasional maupun internasional. "Sangat menyakikan hati umat Islam sejumlah media nasional melibatkan keredaksianya dalam memuat kartun nabi. Jelas tindakan ini tidak bisa kita terima. Karena itu kami berharap, adanya tindakan hukum buat media nasional tersebut," seru massa PKS dalam orasinya. Sedangkan Mukti Sanjaya, anggota DPRD Riau dari PKS mengatakan, dengan terbitnya kartun Nabi Muhammad di media massa nasional, selain memancing emosio umat Islam, patut juga dipertanyaan pemahamannya soal keagamaan Islam sendiri. Sebab, selaku umat Islam, pastilah mengetahui akan larangan visualisasi Rasulullah dalam bentuk apa pun juga. "Kami menilai ini bukan lagi menyakiti umat Islam di dunia, tapi jauh dari itu, ada semacam konspirasi dalam memancing emosional umat Islam," kata Mukti Sanjaya.
(nrl/)